SUMUT-LH: Tragis memang, seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) berinisial MT (30Tahun) tega menghabisi 3 Orang anaknya yang masih Balita diduga Depresi akibat Himpitan Ekonomi. Peristiwa Tragis itu terjadi di kediaman mereka yang terletak di Dusun II Desa Banua Sibohou, Kecamatan Namohalu Esiwa, Nias Utara bertepatan saat hari Pencoblosan Pilkada Serentak (Rabu, 09/12/2020-Red). Ketiga Balita yang dibunuh Ibu Kandungnya itu masing-masing berinisial YL (5Tahun), SL (4Tahun), dan DL (2Tahun).
Empat hari kemudian, tepatnya Minggu (13/12/2020-Red), MT yang juga Ibu Kandung dari 3 Balita yang menjadi Korban Pembunuhan itu meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli setelah mendapatkan perawatan sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh Paur Humas Polres Nias Aiptu Yadsen Hulu
IRT berinisial MT meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli. ” Meninggal Dunia sekitar Pukul 06.10 WIB tadi pagi ” pungkas Yadsen (Minggu, 13/12/2020-Red).
Masih menurut Yadsen, MT sebelum meninggal sudah ditetapkan sebagai Tersangka atas dugaan pembunuhan terhadap 3 Anak Kandungnya yang masih Balita. Sebelum meninggal, MT mengalami sakit karena tidak mau makan dan minum, kemudian muntah-muntah, sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit hingga akhirnya meninggal dunia.
Sebelumnya, MT juga sempat dirawat karena luka sayatan di lehernya diduga akibat berusaha bunuh diri Pada Kamis (10/12/2020-Red) sekitar Pukul 00.30 WIB. Setelah mendapatkan perawatan medis, yang bersangkutan kembali dibawa ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Nias untuk dimintai keterangan.
Lebih lanjut, Paur Humas Polres Nias itu menjelaskan bahwa Pada Sabtu (12/12/2020-Red) sekitar Pukul 16.00 WIB, MT mengalami muntah dan kembali mengeluhkan rasa sakit diperut, akhirnya langsung dilarikan ke RSUD Gunungsitoli. Oleh Dokter Jaga disarankan untuk Opname.” Jadi, sebelum meninggal dunia, tersangka sempat diopname ” terang Yadsen.
Menurut Yadsen, Pihak Kepolisian telah melakukan pengecekan terhadap Jenazah tersangka MT di Rumah Sakit, yang dilanjutkan pembuatan Berita Acara Serah Terima Jenazah kepada Pihak Keluarga. ” Pihak keluarga menyatakan tidak bersedia dilakukan Autopsi dengan membuat Surat Pernyataan ” terangnya.
Secara kronologis, Peristiwa Tragis ini terjadi saat Suami MT berinisial NL alias AF, yang juga sebagai Ayah Kandung Para Korban bersama Anggota Keluarganya yang lain sekitar Pukul 09.30 Pagi (09/12/2020-Red) pergi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mencoblos pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Nias Utara. Mereka bahkan sempat berpamitan kepada MT yang tinggal di rumah bersama 3 korban sebelum berangkat ke TPS. ” TPS berjarak sekitar 5 Kilometer. Rumah mereka masuk ke pedalaman dan hanya terdapat beberapa rumah. Lalu jarak tiap rumah juga berjauhan ” jelas Yadsen.
Kemudian, Sekitar Pukul 12.00 WIB, Orang Tua Kandung dari NL (Mertua Pelaku MT/Kakek-Nenek dari Korban-Red) berinisial FL dan SZ serta abak sulung mereka berinisial SL lebih awal pulang ke rumah, sementara NL masih tinggal di TPS. Saat tiba di rumah sekitar Pukul 13.30 WIB, mereka terkejut melihat Para Korban dalam keadaan sudah tak bernyawa serta berlumuran darah.
Spontan Kakek-Nenek-Kakak dari Para Korban, yang dalam hal ini sebagai Orang Pertama menyaksikan kejadian, kaget dan ketakutan melihat yang terjadi di tempat tinggal mereka. Kakek Para Korban (SL), lalu menghubungi tetangganya dan memberitahukan kejadian tersebut. Sekitar Pukul 16.00 WIB, NL tiba di rumah dan diberitahu mengenai kejadian itu. Kemudian sekitar Pukul 17.00 WIB, Personel Polsek Tuhemberua mendapat informasi telah terjadinya peristiwa pembunuhan. Kapolsek Tuhemberua AKP Ibe J Harefa dan Kasat Reskrim Polres Nias AKP Junisar R Silalahi bersama personel langsung turun ke lokasi. MT langsung diamankan, sementara Jasad Ketiga Korban dievakuasi ke RSUD Gunungsitoli untuk dilakukan visum.
Salah satu yang menjadi Catatan Penting sebagai penyebab Peristiwa Tragis ini adalah MT diduga Depresi akibat himpitan ekonomi sehingga gelap mata dan tega membunuh anak kandungnya sendiri. Semoga kejadian ini menjadi perhatian semua pihak khususnya Pemerintah Setempat terlebih-lebih ditengah situasi Pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Penyaluran Bantuan Sosial dan Bantuan Jenis lainnya wajib tepat sasaran. (Darwin/Red)