JAKARTA-LH: Wabah Pandemi Virus Corona (Covid-19) telah meluluhlantakkan perekonomian dunia. Salah satu sektor yang terpuruh adalah jatuhnya harga Minyak Mentah dunia. Semua Negara terdampak oleh kejadian ini, termasuk Indonesia. Anjloknya minyak mentah ini merupakan level terendah dalam sejarah.
Namun, yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah mengapa Bahan Bakar Minyak (BBM) di Dalam Negeri (Indonesia) belum juga turun seiring dengan turunnya Minyak Mentah Dunia secara drastis ? Sebagaimana diketahui, sampai hari ini (Kamis, 23/04/2020-Red) Pertamina belum juga menurunkan harga BBM di Dalam Negeri.
Terkait hal ini, Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa belum turunnya harga BBM karena kebijakan tersebut berada di tangan Kementerian ESDM. Peran Pertamina sebagai BUMN juga tak bisa asal mengambil keputusan secara bisnis.
” Secara garis besar saja, penjelasan kenapa kok BBM tidak turun? Pertama, formula harga BBM ditetapkan oleh Kementerian ESDM. Lalu bagaiman dari sisi Pertamina? Jadi, kalau kita sebagai Trading Company, memang mudah sekali ketika harga BBM yang kita beli murah, maka langsung bisa kita jual. Tapi Bapak Ibu pahami, sebagai BUMN kami tidak bisa setop produksi kilang dan produksi hulu ” pungkas Dirut Pertamina itu dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI (Selasa, 21/04/2020-Red).
Alasan lain, masih menurut Nicke Widyawati adalah Meskipun harga minyak dunia anjlok bahkan hingga minus, Pertamina tidak bisa Memangkas Belanja Modal Perusahaan dan Biaya Operasional (Capital and Operation Expenditure) begitu saja. Biaya produksi BBM di Dalam Negeri lebih mahal dibandingkan harga minyak impor saat ini. Tapi ada beberapa pertimbangan penting yang membuat Pertamina tidak bisa sekedar mengimpor BBM murah saja lalu menghentikan operasional kilang di dalam negeri.
Namun, alasan yag dipaparkan Dirut Pertamina ini tidak dengan begitu saja diterima. Salah satu Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade tetap mendesak PT Pertamina (Persero) dan Kementerian BUMN menurunkan harga BBMmenyusul jatuhnya harga minyak mentah dunia akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Masih menurut Andre Rosiade, bahwa pemerintah harus cepat menurunkan semua harga BBM untuk mengurangi beban masyarakat di masa krisis corona saat ini. Ia mengusulkan harga BBM pada kisaran Rp4.000 per liter. ” Orang rakyat sudah teriak, masa pemerintah masih kaku sih? Harusnya sekarang sudah Rp 4.000 ya “ jelas Andre kepada Wartawan (21/04/2020-Red).
Menurut Andre, kisaran harga itu bisa diterapkan untuk semua jenis BBM yang dijual Pertamina sebagaimana Negara Lain juga sudah lakukan. Sebab harga minyak mentah dunia sudah turun drastis hingga ke angka terendah sepanjang sejarah. ” Nah kami minta Pertamina untuk menurunkan harga minyak di tiga bulan ini ya. Pertama karena minyak dunia sudah turun, kedua karena Covid-19 ini benar-benar memukul rakyat,” tambahnya.
Desakan kepada Pemerintah untuk secepatnya menurunkan harga BBM juga datang dari Direktur Eksekutif Haidar Alwi Institute. HAI panggilan inisialnya meminta agar pemerintah Indonesia segera menurunkan harga BBM seiring melemahnya harga minyak mentah dunia akibat dampak merebaknya Wabah Virus Corona. HAI mengharapkan, paling lambat Awal Mei Pemerintah sudah harus menurunkan harga BBM dan Tarif Dasar Listri (TDL) agar beban rakyat tidak semakin berat di tengah Pandemi Covid-19 ini.
HAI menambahkan, bahwa pelemahan harga Minyak Mentah Dunia sudah terkoreksi sejak Awal Tahun 2020. Apalagi, sejumlah negara tetangga telah melakukan penyesuaian untuk meringankan beban rakyatnya di tengah Pandemi Covid-19. “ Harga Minyak Brent yang menjadi patokan sekarang sudah di Level 27 Dollar Per Barrel tapi kenapa harga BBM Dalam Negeri masih diatas harga pasar? Dalam UU APBN Solar disubsidi Rp 1.000 Per Liter dengan asumsi minyak Brent 63 Dollar Per Barrel. Dengan demikian sekarang pemerintah tidak perlu mengeluarkan subsidi dan malah cenderung untung. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk tidak menurunkan harga BBM ” ungkap HAI dalam keterangan tertulisnya yang beredar di kalangan Media Massa (Rabu, 22/04/2020-Red). (Ross/Red)