LUBUKLINGGAU-LH: Warga disekitar Swalayan Batu Urif mengeluh karena dimusim penghujan seperti sekarang ini mereka kebanjiran dan kesulitan mendapatkan air bersih diduga akibat saluran air Swalayan ini tidak memenuhi Standart serta diduga menyebabkan limbah yang merusak air di dalam tanah. “ Sebelum Swalayan atau SM Batu Urip didirikan kami warga khususnya di RT 3 Kelurahan Batu Urip ini yang sekarang berada di belakang SM tidak pernah mengeluh dan mengalami kebanjiran, kami pun mandi nyuci masak memakai air sumur yang sangat jernih, tapi sekarang sumur sudah tidak layak untuk digunakan lagi “ pungkas Asep kepada LH Selasa Sore (21/01/2020-Red).
Masih menurut Asep, “ kami sekarang ini serbah susah, kalau hujan deras kami susah mengalami kebanjiran lantaran saluran siring dari depan yang berada disamping SM dan mengalir disebelah rumah saya ini dan dahulu sering dibersihkan oleh warga disini, tapi sekarang siring tersebut sudah di pindahkan oleh bos SM tersebut masuk kedalam gudang milik pak Hendra Sumarjono yang lebih dikenal dengan panggilan pak Indra SM itu. Dan tidak lagi berada disamping rumah saya, sehingga kami masyarakat tidak bisa lagi untuk membersihkan siring tersebut dan kami tinggal pasrah apa jadinya “ tambah Asep sehari-harinya berprofesi sebagai supi itu.
Air Sumur Kami Keruh dan Bau
Diduga, dengan dipindahkannya alur siring itu mengakibatkan sampah menumpuk di siring yang terletak dalam gudang Swalayan itu. Menurut waraga sekitar Swalayan itu, “ dengan dipindahkannya alur siring itu mengakibatkan sampah menumpuk di siring yang terletak dalam gudang Pak Indra tersebut. Setiap hari hujan kami sering mengalami kebanjiran dan airnya pun bau busuk. Yang lebih ironisnya lagi semenjak sering banjir itu terpaksa kami masang PAM untuk kebutuhan sehari-hari, karena air sumur kami sudah tidak layak lagi untuk digunakan baik untuk mencuci pakain apalagi kalau untuk makan dan minum “ pungkas warga sekitar yang enggan disebut namanya (21/01/2020-Red).
Hal ini juga di benarkan oleh Tam, warga disekitar SM Swalayan Batu Urip. “ Dulu kami aman, tapi sekarang kalau ada hujan kami mulai gelisah karena takut kebanjiran apalagi rumah Kyong Asep ini tempatnya persis di samping siring atau saluran air tersebut. Apalagi dengan dibangunnya hotel ini banjirnya bukan saja di arah belakang, tapi di depan lokasi pembangunan hotel serta bebepa ruko yang ada dipinggir jalam Yos Sudarso ini, karena saluran yang dipinggir jalan depan pembangunan hotel juga tersumbat “ tutur Tam ( Selasa, 21/01/2020-Red). (Tim LH Sumsel/Red )