SLEMAN-LH: Status “WASPADA” Gunung Merapi merupakan yang terpanjang dalam sejarah Gunung Merapi yang terletak diperbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah itu. Sejak 21 Mei 2018, Pemerintah menaikkan Status Gunung Merapi dari Normal menjadi Waspada mengingat meningkatnya aktivitas gunung itu. Peningkatan Status itu berawal ketika Gunung itu menyemburkan material vulkanik ke angkasa.
Setelah 14 bulan dengan Status Waspada , pagi ini (Minggu, Pukul 09.04 WIB; 21/07/2019-Red) Wedus Gembel kembali muncul. Hal ini disampaikan oleh Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida. Hanik menjelaskan Wedus Gembel terjadi pada 09.04 WIB dan terekam di seismogram. Awan tersebut berdurasi 110 detik, jarak luncur 1.100 meter dengan amplitudo 65 mm. Namun, tak berbahaya untuk warga dan obyek wisata di sekitarnya. Status Merapi masih dalam waspada. Hanik menerangkan warga tak perlu panik lantaran arah luncuran awan panas menuju hulu Kali gendol atau ke Tenggara. Asalkan tetap menjaga jarak 3 kilometer dari Gunung Merapi. “Justru awan panas guguran dan lava pijar baik bagi Merapi sebab tidak terjadi volume magma yang signifikan,” pungkas Hanik.
Kesadaran dan pemahaman Masyarakat Sekitar Merapi sangat membantu menghadapi situasi Status Waspada itu. Aktivitas warga, baik warga setempat sekitar Merapi maupun para wisatawan serta pendatang lainnya terlihat normal. Proses Belajar-Mengajar di Sekolah-sekolah yang ada di sekitar Merapi juga terlihat berjalan dengan normal. Siswa/i selalu diberi brifing baik oleh Pihak sekolah maupun oleh Pihak BPBD Sleman dan DIY. Hasilnya semua berjalan lancar dan kondusif. (Hemad B./Red)