BEKASI-LH: Pembuatan waduk (polder) yang berlokasi di perumahan irigasi Danita, yang menggunakan dana APBD Kota Bekasi 2015, hasil lelang melalui elektronik (LPSE), yang menelan anggaran sebesar Rp.4.122.542.000, dengan pemenang tender PT.ASGARIA UTAMA, terus menuai kritik dari masyarakat.
Setelah dugaan kesalahan teknis yang mengakibatkan tersendatnya proyek, sekarang kembali menuai berbagai macam reaksi dari masyarakat, terutama LSM dan ORMAS yang terus memantau pekerjaan polder ini.
Hal ini akibat dugaan jual beli tanah urukan yang mengakibatkan roboh dan bocornya pancang (sheetpele).
Hasil konfirmasi Wartawan LH lewat ponsel dengan pelaksana proyek ini yang akrab di sapa Sagala terkait penjualan tanah mengatakan “tanah ini bukan di perjualbelikan, tetapi karena untuk menjalankan alat kami butuh solar, kami minta ganti uang solar saja,” tuturnya, Kamis (17/12/2015-Red).
Menurut Ketua ORMAS GIBAS Bekasi Timur Tejo mengatakan “Pemborong yang mengerjakan proyek ini abal-abal, alias tidak profesional, lagi pula proyek ini tanpa pengawasan ketat dari pihak Dinas terkait, dalam hal ini Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta), ini menurut saya sama saja penghamburan uang negara.
Hal senada juga di ucapkan Deky Sekjen Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) Kota Bekasi. Deky berharap kepada Dinas terkait untuk segera menindaklanjuti proyek ini, “warga sudah resah, karena sudah masuk musim penghujan, sedangkan proyek waduk belum juga selesai, dikhawatirkan bukannya mengurangi, malah menambah debit air yang masuk ke perumahan ini,” ujarnya. (Fahdi/Red)