BATAM-LH: Kepala BP Batam, Haji Muhammad Rudi (HMR) telah menghabiskan dana cadangan BP Batam sedikitnya Rp 10 Triliun untuk pembangunan jalan, masjid dan infrastruktur lainnya. BP Batam melakukan pelebaran dan pengerasan jalan dari 2 lajur menjadi 4-5 lajur dalam 3 tahun terakhir. Proyek dadakan yang mengejar prestisius, namun tetap menimbulkan masalah, bahkan akan menimbulkan masalah baru kemudian. Apakah sudah diperhitungkan berapa anggaran untuk pemeliharaan tahunan? Anggaran menyediakan infrastruktur lainnya seperti lampu penerangan jalan, taman, dan drainase? Demikian pernyataan sekaligus pertanyaan kritis dari Ketua LSM Kodat86, Cak Ta’in Komari SS.
” BP Batam menggunakan dana cadangan puluhan miliar untuk pelebaran ruas jalan selama 3 tahun terakhir ini.” kata Ketua LSM Kodat86, Cak Ta’in Komari SS kepada media (Senin, 10/06/2024).
Menurut Cak Ta’in, dana cadangan puluhan triliun sudah habis saat ini untuk menggesah proyek prestisius Kepala BP Batam (ex-officio dari Walikota Batam). ” Yang namanya dana cadangan itu digunakan untuk hal-hal yang sifatnya mendesak dan sangat urgent. Tapi karena ambisi ke pembangunan jalan, banyak sektor lain tidak beres ” ujarnya.
Mantan Dosen Unrika itu menjelaskan, kemampuan BP Batam menggeber proyek-proyek pelebaran jalan itu memang menjadi pertanyaan banyak pihak, karena anggaran yang digunakan cukup besar. Sementara anggaran BP Batam melalui APBN sangat terbatas, kecuali ada proyek khusus melalui anggaran khusus.
” Meski menggabungkan anggaran BP Batam dengan Pemko Batam, tapi dalam merealisasikan harus sesuai tupoksi masing-masing. Pembangunan jalan misalnya, ada jalan kota, jalan provinsi dan jalan nasional (arteri). Jalan nasional ini yang otoritas dan kewenangan nya dilimpahkan kepada BP Batam ” jelas Cak Ta’in.
Lebih lanjut Cak Ta’in menjelaskan, ketika menggunakan anggaran Pemko Batam pada jalan nasional BP Batam, maka perlu regulasi khusus. Misalnya pelebaran jalan dari Simpang Jam ke arah Batam Center bolak-balik tahun 2018-2019, saat itu dibuat status pinjam jalan untuk laporan tertib administrasi.
” Habisnya dana cadangan BP Batam itu akhirnya akan menjadi pertanyaan serius digunakan untuk apa saja, sebab angkanya cukup besar puluhan triliun. Untuk pelebaran jalan menyedot anggaran paling besar, tapi infrastruktur juga paling mudah menghitungnya. Apakah hanya untuk jalan? Kalau untuk pembangunan masjid Riyadh Syah di Sagulung itu pakai APBD, demikian juga Renovasi dan pembangunan ulang Masjid Agung Batam ” papar Cak Ta’in.
Sementara itu, lanjut Cak Ta’in, pendapatan BP Batam yang besar itu hanya berasal dari 2 sektor, yakni dari pengelolaan pelabuhan dan pengelolaan lahan, tambah dari bandara dan lainnya. Total angkanya diperkirakan cuma sekitar satu triliunan, dan itu belum cukup untuk membayar gaji karyawan dan operasional kantor maupun kerja. Selebihnya masih berharap suntikan dana dari APBN.
” Selama ini publik dibuat kagum dengan pembangunan jalan yang jor-joran itu. Kita berpikir bahwa itu terlaksana dari APBD Kota Batam dan BP Batam yang total sekira Rp. 7-7,5 triliun. Tapi alokasi anggaran itu kan sudah ada posnya setiap tahun, sehingga mobilisasi anggaran untuk satu bidang, pasti akan mengganggu bidang lainnya. Masalahnya bangunnya tidak direncanakan dengan baik. Rupanya menggunakan dana cadangan yang angkanya cukup fantastis lah. Dan apakah itu benar atau salah, kita sedang pelajari lebih salam dan akan kita sampaikan kepada lembaga terkait yang lebih berhak menilai ” tutup jurnalis freelance itu. (Anto)