BATAM-LH: Keresahan warga semakin merebak setelah diduga beras oplosan beredar luas di Kota Batam. Perbincangan atas peristiwa ini semakin hangat ditengah Masyarakat. Tentunya, diiringi rasa was was yang luar bisa mengingat hal ini menyangkut kesehatan para konsumen.
Keresahan ini bukan haya isapan jempol atau berita hoax, tetapi faktanya ada temuan akan kualitas beras premium bermerek yang kian buruk atau tidak sama dari sebelumnya. Dan peristiwa ini bukan yang pertama, tapi sudah pernah terjadi sebelumnya.
” Mereka mendatangkan beras tak layak atau sudah rusak dari luar negeri. Banyak dari Thailand dan Vietnam. Sekali masuk ratusan ton. Lalu mereka oplos dengan beras premium, kemudian dipasarkan. Begitu modusnya ” ungkap salah seorang naras umber sebagaimana dirilis oleh BATAMTODAY.COM (Selas, 05/09/2023).
Berdasarkan informasi naras umber tersebut, berbagai pihak mulai melakukan penelusuran terkait kebenaran informasi beras oplosan ini.
Masih berdasarkan rilis BATAMTODAY.COM, bahwa didapatkan informasi beras oplosan ini diproduksi di Komplek IPP, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam. Di sana, sedikitnya ada 15 orang dari luar daerah yang dipekerjakan (karyawan) pengusaha culas itu.
Diduga kuat bahwa belasan karyawan itu mengerjakan pengoplosan beras, mulai dari pencampuran beras impor kulaitas buruk (asal Thailand dan Vietnam) dengan beras premium kualitas bagus hingga pengemasan untuk kemudian disusupkan ke pasar di Kota Batam. Proses produksi yang dilakukan di lokasi itu sudah tergolong modern sebab semua menggunakan mesin. ” Per minggu 2-3 kali kontainer 40 fit yang masuk ke gudang produksi itu. Di dalam ada mesin produksi ” ungkap sumber yang mengaku pernah menguntit pergerakan kontainer berisi beras itu dari salah satu pelabuhan di Sekupang hingga ke Komplek IIP.
Menurut Nara Sumber yang meminta tidak dicantumkan namanya itu, bahwa awalnya melihat aktivitas pembongkaran barang balpres di salah satu pelabuhan daerah Sekupang. Tak lama setelah itu, sumber melihat puluhan karung beras dimuat ke dalam kontainer yang kemudian dibawa hingga ke tempat produksi di Komplek IIP.
Masih menurut Nara Sumber tersebut, untuk bisa masuk ke Komplek IIP perlu trik dan cara tersendiri, karena kawasan tersebut begitu tertutup bagi umum. ” Hanya orang ‘tertentu’ yang bisa masuk komplek tersebut. Saat itu saya iseng saja ngikutinya, dan tak terendus sama mereka. Rupanya dibawa ke komplek itu. Tetapi yang saya heran kenapa aman-aman saja, apakah kegiatan seperti ini dibenarkan secara hukum? ” tandas Nara Sumber itu.
Situasi beras oplosan yang ‘menyusup’ bebas di pasar Kota Batam, dikhawatirkan dapat mengancam kesehatan masyarakat. Bahkan, akan berdampak buruk pada keberlangsungan hidup para petani di Indonesia.
Atas peritiwa yang cukup memprihatinkan ini, Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Kota Batam, meminta agar Aparat Penegak Hukum (APH) sesegera mungkin melakukan tindakan tegas terhadap ‘pemain’ pengoplosan beras itu. ” Kami sangat menyayangkan terjadinya kegiatan usaha yang merugikan masyarakat tersebut. Karenanya, kami meminta Pemerintah Kota Batam dan penegak hukum segera menindak tegas perusahaan dan pelaku usaha yang melakukan tindakan culas tersebut ” pinta Ketua HKTI Kota Batam Gunawan Satary (Selasa, 05/09/2023).
Jika nantinya aparat penegak hukum menemukan ada unsur pidana dalam kegiatan pengoplosan beras ini, lanjut Gunawan, maka dirinya meminta para pelaku ditindak seberat-beratnya. ” Jika terdapat unsur pidananya, segera seret ke ranah hukum ” pintanya.
Tindakan tegas kepada para pelaku sangat dibutuhkan, pinta Gunawan, untuk membuat efek jera kepada para pelaku. ” Dan menurut saya hal itu terjadi bukan pada komoditas beras saja, akan tetapi tidak menutup kemungkinan pada kebutuhan bahan pokok masyarakat lainnya ” ujar Ketua HKTI Kota Batam itu.
Gunawan menambahkan lagi, peristiwa dugaan pengoplosan beras seperti ini harus menjadi perhatian khusus. Sebab, maraknya keluar masuk bahan pangan dari luar negri ke Batam sudah menjadi rahasia umum. (Anto Uban)