JAKARTA-LH: Berawal dari Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Konferensi Pers secara Virtual yang disiarkan akun YouTube Agus Yudhoyono (Senin, 01/0/2021-Red) yang mengatakan bahwa diduga ada Pejabat Pemerintahan yang terlibat dalam Upaya Pengambilalihan Kursi Ketua Umum Partai Demokrat Secara Paksa (Kudeta), maka persoalan ini menjadi trending topik pemberitan di tanah air. Dalam Kenferensi Pers yang diikuti oleh seluruh DPD Partai Demokrat Se-Indonesia (34 DPD), AHY mengatakan bahwa orang yang diduga tersebut juga berada di lingkaran terdekat Presiden Joko Widodo. ” Menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan Pejabat Penting Pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo ” pungkas AHY dalam KOnferensi Pers Secara Virtual tersebut (01/02/2021-Red).
Masih menurut AHY, bahwa gerakan tersebut sudah mendapat dukungan dari sejumlah Menteri dan Pejabat Penting di Pemerintahan Jokowi. Kendati demikian, AHY menegaskan, pihaknya tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah dalam permasalahan tersebut. ” Karena itu, tadi pagi, Saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada yang terhormat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini ” ungkap AHY.
AHY melanjutkan, upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat itu ketahuinya setelah menerima laporan dari Para Kader di Tingkat Pusat, Daerah, dan Cabang. “ Ada 5 Orang Pelaku gerakan tersebut yang terdiri dari Seorang kader Demokrat Aktif, Seorang Kader Demokrat yang Sudah Enam Tahun Tidak Aktif, Seorang Mantan Kader yang sudah Sembilan Tahun Diberhentikan dengan tidak hormat karena terlibat korupsi, dan Seorang Kader Yang Keluar dari Demokrat sejak Tiga Tahun lalu. Sedangkan yang Non-Kader Partai adalah Seorang Pejabat Tinggi Pemerintahan yang, sekali lagi, sedang Kami mintakan konfirmasi dan klarifikasinya kepada Presiden Joko Widodo ” ujanya.
” Dalam komunikasi mereka, pengambilalihan posisi ketua umum Partai Demokrat akan dijadikan jalan atau kendaraan bagi yang bersangkutan sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024 mendatang ” kata AHY menyampaikan dugaan tujuan recana kudeta tersebut.
DISISI LAIN, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko angkat bicara soal tudingan AHY yang diduga ditujukan kepada dirinya. Moeldoko meminta isu tersebut tidak dikaitkan dengan Istana dan Presiden Joko Widodo. ” Jangan sedikit-dikit Istana. Dalam hal ini, Saya ingatkan, jangan ganggu Pak Jokowi karena Beliau tidak tau sama sekali dalam isu ini. Jadi itu urusan Saya ” pungkas Moeldoko dalam Konferensi Pers (Senin, 01/02/2021-Red).
Terkait tudingan pertemuannya dengan sejumlah tokoh Partai Demokrat, Moeldoko tidak membantahnya. Namun, Moeldoko mengklaim bahwa pertemuan itu tidak membahas pengambilalihan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Partai Demokrat. ” Saya orang yang terbuka, Saya mantan Panglima TNI, tapi saya tak beri batas dengan siapapun apalagi di rumah ini mau datang terbuka 24 jam. Siapa pun ” ujar Moeldoko.
” Secara bergelombang mereka datang berbondong ya kita terima, konteksnya apa saya nggak mengerti ” sambung Kepala Staf Kepresidenan itu.
Moeldoko menyarankan, ” saran Saya ya, menjadi Seorang Pemimpin harus seorang pemimpin yang kuat. Jangan mudah baperan, jangan mudah terombang ambing dan seterusnya. Kalau anak buahnya enggak boleh pergi ke mana-mana ya diborgol saja kali ” sarannya. (Dessy/Red)