LABUHANBATU-LH: Tangisan AR yang tiada henti, Balita (Laki-laki 2Tahun) yang divonis Dokter RS Adam Malik Medan mengidap Hydrocephalus (kepala air), tak pernah lagi mendapatkan bantuan Medis akibat ketidakmampuan Ibu Kandungnya (Rodiah) secara ekonomis. Sementara Sang Ayah (Muhammad Haidir) pergi merantau dan hanya baru 2 kali mengirim uang untuk membantu pengobatan AR sebesar Rp 800 Ribu.
Hal ini diceritakan oleh Rddiah (22Tahun) kepada Wartawan LH (liputanhukum.com) ketika menyambangi rumahnya yang terletak di Dusun Sei Timah, Desa Sei Penggantungan, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara. “ Suaminya Saya pergi merantau. Selama merantau, Suami saya baru 2 kali pernah membantu sebesar Rp 800 Ribu. Sementara saya hanya buruh tanam padi itu pun kalau lagi musim tanam padi. Untuk mencari tambahan untuk makan, saya juga menjadi guru honorer PAUD. Hanya untuk pas makan, gak bisa untuk mengobati anak saya (AR) “ ujar Rodiah berlinang air mata (Senin, 21/12/2020-Red).
Masih menurut penuturan Rodiah, bahwa alat kelamin RH juga terus mengalami pembengkakan. “ Alat kelaminnya juga semakin hari semakin bengkak Bang. Saya hanya mengharap mukjizat dari Allah. Semoga ada orang yang mau membantu mengobati anak saya ini. Untuk saya pribadi, tak mungkin mampu secara ekonomi. Semoga Allah menggerak hati orang-orang yang diberi kelebihan rezekinya oleh Allah disbanding saya. Melalui Media Abang ini, Saya berharap ada pembaca yang tersentuh hatinya. Untuk itu, sebelum dan sesudahnya saya hanya bisa mengucapkan terimakasih terutama sama Abang dan Media Abang “ pungkas Bu Rodiah sambil mengusap tetesan air yang mengalir di pipinya.
Menurut informasi yang didapatkan Wartawan LH dari sekitar kediamannya, Rodiah tinggal disamping Rumah Orang Tua Kandungnya yang sudah Lansia yang bekerja sebagai Nelayan. Rodiah harus banting tulang untuk mempertahankan hidupnya bersama Sang Putra kesayangan yang sedang mengidap penyakit Hydrocephalus. Hydrocephalus adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital. Menurut pengakuan Ibu Kandungnya (Rodiah), Balita RH telah mengidap penyakit ini sejak berumur 3 Bulan.
Melaui tulisan ini, dihimbau kepada siapapun khususnya Para Pembaca agar berkenan seikhlasnya mengulurkan bantuan untuk biaya pengobatan Balita RH ini. Donasi bisa menyalurkan langsung bantuannya kepada Bu Rodiah yang beralamat Dusun Sei Timah, Desa Sei Penggantungan, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara. Atau melalui Rekening Rumah Peduli Labuhanbatu dan Wilayah Rantauprapat Atas Nama Supariyono Bank BNI Dengan Nomor Rekening 0904050625. Atas Bantuan Donasinya, atas nama dan atau mewakili Bu Rodiah kami menghaturkan banyak terima kasih. (Edy Syahputra Ritonga/Red)