JAKARTA-LH: Salah satu Perusahaan yang sudah dinyatakan lolos Pra-Kualifikasi Pada Lelang Mega Proyek Pengusahaan Sistem Transaksi Tol Non-Tunai Nirsentuh Berbasis MLFF senilai Rp 2,9 Triliun sesuai Surat Keputusan Nomor: 11/PB.0301/MLFF/2020 mengundang tanya Banyak Pihak. Dari 4 Perusahan yang sudah dinyatakan lolos Pra-Kualifikasi, mendadak PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) menyatakan mundur.
Salah seorang Aktivis yang dari awal sudah secara intens menyoroti proyek ini Ketum DPP LSM FORKORINDO Tohom TPS, SE, SH, MM semakin mencurigai bahwa ada upaya untuk memuluskan salah satu Perusahaan Asing dalam hal ini Roatex Ltd Zrt asal Hongaria yang menurutnya justru paling tidak layak untuk memenangkan tender ini. “ Dari awal kan kami sudah mencurigai bahwa ada upaya-upaya Pihak tertentu untuk memaksakan Perusahaan Asing dalam hal ini Roatex Ltd Zrt asal Hongaria agar memenangkan tender ini. Jadi, dengan mundurnya PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) semakin meyakinkan kami bahwa ada upaya untuk mengurangi saingan Roatex dengan tujuan untuk memuluskannya memenangkan tender ini terlebihlebih waktu pengumumannya sudah semakin dekat yaitu Pada 5 Januari 2021 nanti “ pungkas Tohom berapi-api melalui telepon Selularnya (Kamis, 26/11/2020).
Tohom melanjutkan, “ Jadi, mundurnya PT JMTO semakin menimbulkan tanda tanya buat kami. Setahu Kami, Pihak PT JMTO sebelumnya sangat serius dalam mengikuti lelang proyek ini, tapi mengapa kemudian tiba tiba mundur ? Atas indikasi inilah, Kami menduga bahwa telah terjadi upaya dari Panitia untuk menggiring dan memuluskan Perusahaan Asing jadi pemenang dan mengerjakan Paket Proyek ini “ ujarnya.
Sebagaimana telah diberitakan LH (liputanhukum.com) sebelumnya, Pada Surat Keputusan Penetapan Hasil Prakualifikasi Pelelangan Nomor: 11/PB.0301/MLFF/2020 itu, Ada 4 Perusahaan Peserta Tender yang dinyatakan lolos Pra-Kualifikasi yaitu PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO), dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP)-PT Citra Persada Infrastruktur-PT Delameta Bilano-SkyToll a.s. (Slovakia). Kemudian konsorsium PT Nusantara Telematics System-PJSC Mostotrest (Rusia)-Service Telematics LLC (Rusia)-Soft Telematics LLC (Rusia), dan Roatex Ltd Zrt asal Hongaria. Pada bulan November 2020 ini, tahapan akan memasuki Proses Aanwijzing dan Pemasukan Dokumen. Aanwijzing merupakan pemberian penjelasan, atau salah satu tahap dalam sebuah tender menyangkut penjelasan mengenai pasal-pasal dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), Gambar Tender, Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Term of Reference (TOR).
Masih menurut Ketum FORKORINDO Tohom TPS, bahwa Pihaknya sejak awal sudah menduga ada koorporasi menggiring proyek ini untuk jatuh ke Perusahaan Tertentu dari luar negeri, melibatkan Oknum Petinggi dari Kementerian PUPR dan jaringan di kalangan PT Jasamarga. “ Sejak terbitnya penetapan Pemrakarsa kepada Roatex Ltd. Zrt dari Hongaria, tanpa sebelumnya melalui rekomendasi dari Bappenas sudah kami duga bahwa proyek ini sarat kepentingan dari kalangan tertentu. Karenanya, kami akan membawakan hal ini kepada pihak berwenang agar diusut sampai ke akar-akarnya ” tegas Tohom.
” Jadi, begitu banyaknya mungkin lebih pasnya begitu sempurnanya setingan ini sehingga sudah hampir bisa dipastikan bahwa pemenangnya adalah Roatex Ltd. Zrt dari Hongaria. Mengapa, karena dari awal sudah sangat kentara bahwa ada upaya untuk itu. Bayangkan, walaupun dia (Roatex) tidak ikut seleksi pada Pra Pendaftaran Peserta Lelang, namun sebagai Pemrakarsa dia ikut dalam daftar perusahaan yang diumumkan yang lolos pada Pra-kualifikasi sesuai Keputusan Nomor: 11/PB.0301/MLFF/2020. Ini sudah terbukti kan. Kedua, mengapa dia yang paling berpotensi untuk dimenangkan adalah karena secara otomatis dia sebagai Pemrakarsa mendapat subsidi istimewa 10% dari Penawaran Terendah. Bayangkan begitu banyaknya keistimewaannya “ tegas Tohom dengan nada tegang menutup penjelasannya lewat sambungan Telepon Selularnya.
Ketika dipertanyakan, apakah LSM FORKORINDO yang dipimpinnya sudah melakukan konfirmasi dan atau klarifikasi terkait hal ini kepada Pihak Panitia Lelang maupun Kemeterian PUPR, Tohom menyampaikan sudah berkirim surat namun sampai saat ini belum mendapatkan balasan. (Bimlex/Red)