JAKARTA-LH: Diloloskannya Perusahaan dari Negara Hongaria bernama Roatex Ltd. Zrt Pada Pengumuman Penetapan Hasil Pra-kualifikasi Pelelangan Pengusahaan Sistem Transaksi Tol Non-Tunai Nirsentuh Berbasis MLFF Nomor: 11/PB.0301/MLFF/2020 masih menjadi sorotan dari Para Aktivis dan Pegiat Pemerhati Kebijakan Pemerintah dan Publik. Salah seorang yang intens dan bersura keras atas kebijakan ini adalah Ketum DPP LSM FORKORINDO Tohom TPS, SE, SH, MM yang sudah beberapa kali dimuat Media ini maupun Media Massa lainnya.
Sebagaimana telah diberitakan LH (liputanhukum.com) sebelumnya, Pada Surat Keputusan Penetapan Hasil Prakualifikasi Pelelangan Nomor: 11/PB.0301/MLFF/2020 itu, Ada 4 Perusahaan Peserta Tender yang dinyatakan lolos Pra-Kualifikasi yaitu PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO), dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP)-PT Citra Persada Infrastruktur-PT Delameta Bilano-SkyToll a.s. (Slovakia). Kemudian konsorsium PT Nusantara Telematics System-PJSC Mostotrest (Rusia)-Service Telematics LLC (Rusia)-Soft Telematics LLC (Rusia), dan Roatex Ltd Zrt asal Hongaria. Pada bulan November 2020 ini, tahapan akan memasuki Proses Aanwijzing dan Pemasukan Dokumen. Aanwijzing merupakan pemberian penjelasan, atau salah satu tahap dalam sebuah tender menyangkut penjelasan mengenai pasal-pasal dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), Gambar Tender, Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Term of Reference (TOR).
Mengapa Para Aktivis menyoroti kebijakan Proses Tender Proyek Bernilai Rp 2,923 Triliun untuk Trase sepanjang 1.713 Kilometer ini ? Menurut Tohom TPS, “ kami lebih menyoroti Dasar Penetapan Roatex Ltd. Zrt menjadi salah satu Perusahaan yang diloloskan Pada Pengumuman Penetapan Hasil Pra-kualifikasi Pelelangan Pengusahaan Sistem Transaksi Tol Non-Tunai Nirsentuh Berbasis MLFF Nomor: 11/PB.0301/MLFF/2020. Kami menilai bahwa Roatex Ltd. Zrt itu belum layak untuk diloloskan karena Tekonolgi yang ditawarkannya belum teruji di Negara manapun dan belum tersertfikasi “ pungkas Tohom melalui Telepon Selularnya (Minggu, 08/11/2020-Red).
Ketika ditanya pendapatnya apa kira-kira dasarnya sehingga Roatex Ltd. Zrt diloloskan, Tohom menjawab “ karena Roatex Ltd. Zrt merupakan Pemrakarsa Teknologi Proyek ini. Sehingga otomatis dong, sebagai Pemrakarsa dia dianggap yang paling mengetahuinya. Padahal justru disinilah letak poin persoalannya yang ingin kami soroti dan pertanyakan. Kita meragukan teknologi ini karena belum teruji dan belum tersertifikasi. Bahkan di Negaranya sendiri (Hongaria) teknologi ini tidak digunakan “ jelas Ketum FORKORINDO itu.
Sewaktu ditanya lebih lanjut, bagaimana potensi kemungkinan menangnya Roatex Ltd. Zrt pada Pengumuman 5 Januari 2021 nanti ? Menurut Tohom, peluang Roatex Ltd. Zrt sebagai pemenang sangat tinggi. “ Kalau sampai proses pelelangan ini ditersukan maka peluang yang terbesar sebagai pemenang adalah Roatex Ltd. Zrt. Mengapa, karena banyak keistimewaan yang dimilikinya sebagai Pemrakarsa. Pertama, walaupun dia tidak ikut seleksi pada Pra Pendaftaran Peserta Lelang, namun sebagai Pemrakarsa dia ikut dalam daftar perusahaan yang diumumkan yang lolos pada Pra-kualifikasi sesuai Keputusan Nomor: 11/PB.0301/MLFF/2020. Ini sudah terbukti kan. Kedua, mengapa dia yang paling berpotensi untuk dimenangkan adalah karena secara otomatis dia sebagai Pemrakarsa mendapat subsidi istimewa 10% dari Penawaran Terendah. Bayangkan begitu banyaknya keistimewaannya “ tegas Tohom.
Selanjutnya, Tohom menjelaskan tentang banyaknya regulasi yang diduga dilanggar dalam proses pelaksanaan lelang ini. “ Selain itu, kami menduga banyak regulasi berupa peraturan yang ada terkait hal ini yang dilanggar dan atau tidak dipenuhi. Misalnya, tidak ada rekomendasi dari Bappenas. Kan wajib rekomendasi Bapenas baru keluar Penetapan sebagai Pemrakarsa. Kemudian, tidak dilibatkannya Pihak Kementerian Perhubungan dan Kepolisian. Padahal ini kan menyangkut pembangunan jalan dan otomatis opersionalnya nanti melibatkan Pihak Kepolisian. Yang lainnya, teknologi yang ditawarkan tidak bisa dibuktikan bahwa sudah pernah digunakan di Negara manapun termasuk di negaranya sendiri. Teknologi Hongaria ini belum bisa mereka buktikan pernah dipakai di Negara manapun. Termasuk mereka tidak bisa menunjukkan sertifikasi tentang produk ini “ papar Tohom.
Terakhir, Tohom memberikan Closing Statement “ Kami dari LSM FORKORINDO meminta Pemerintah RI untuk meninjau kembali Proses Pelelangan Proyek ini khususnya tentang Perusahaan Pemrakarsa dalam hal ini Roatex Ltd. Zrt dari Negara Hongaria dengan berbagai alasan yang sudah kami uraikan tadi. Kemudian, daripada menjadi beban yang memberatkan Negara serta menjadi polemik yang berkepanjangan terutama ditengah-tengah Pandemi Covid-19 ini, bila perlu Proyek ETC Berbasis MLFF dengan Pemrakarsa Roatex Ltd. Zrt dari Negara Hongaria ini dibatalkan dan atau minimal ditunda sampai situasi Pandemi ini berakhir. Lebih baik, dana Rp 2,9 Triliun itu digunakan dulu mengatasi Pandemic yang sedang menimpa Indonesia daripada akhirnya nanti Proyek ini dimenangkan Perusahaan yang kami anggap belum memiliki kapabilitas untuk proyek sebesar ini “ tutup Ketum DPP LSM FORKORINDO Tohom TPS, SE, SH, MM. (Bimalex/Red)