LABURA-LH: Warga Masyarakat Bandar Durian Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) Provinsi Sumatera Utara dibangunkan oleh luapan Sungai Aek Natas yang terjadi Dinihari (Jum’at, Pukul 03.00 WIB; 24/07/2020-Red). Rumah Warga yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Aek Natas tergenang bahkan ada yang mencapai atap rumah khususnya Perumahan Warga Sisi Kanan Jalan Linsum (Rantauprapat menuju Medan). Bahkan Jalan Raya Lintas Sumatera (Jalinsum) yang melewati Jembatan Sungai tersebut sempat tidak bisa dilewati kenderaan akibat tergenang air hingga 1 M yang mengakibatkan antrian kenderaan yang cukup panjang.
Banjir yang melanda Ibu Kota Kecamatan Aek Natas ini bukanlah yang pertama kali. Warga Bandar Durian sudah menjadi langganan Banjir setiap Hujan Turun Deras khususnya yang terjadi di Hulu Sungai.
Para Aktivis dan Pegiat Lingkungan Hidup, menuding bahwa salah satu penyebabnya adalah penggundulan hutan yang terjadi di daerah Hulu Sungai. Baik itu karena pengambilan Kayu Secara Ilegal (Illegal Logging), Perambahan Hutan Ilegal termasuk untuk membangun Perkebunan Kebun Kelapa Sawit yang tidak sesuai dengan UU Lingkungan Hidup dan atau Peraturan Perundang-Undangan lainnya, maupun Penebangan Hutan SEcara Liar yang dilakukan oleh Oknum yang tidak bertanggung jawab.
Kasus banjir ini, sudah seharusnya menjadi start awal kesadaran Semua Pihak agar bersama-sama menjaga lingkungan hidup. Ujar salah satu Pegiat Sosial dan Lingkungan Hidup yang berhasil ditemui Wartawan LH di lokasi banjir. “ Kita sama-sama melihat ketika Allah Tuhan Yang Maha Esa marah karena ulah umat manusia yang tidak mau memperdulikan keselamatan lingkungan hidup. Kejadian ini, seharusnya menjadi warning buat kita semua. Ayo, jadikan ini sebagai Start Awal bagi semua pihak untuk intropeksi sekaligus menyadari betapa pentingnya menjaga lingkungan hidup. Pemerintah, harus berani melakukan penyetopan secara total terhadap Illegal Logging dan perambahan huta lainnya “ pungkas Aktivis yang meminta untuk tidak menyebutkan namanya dengan alasan menjaga perasaan Para Warga yang Menjadi Korban Banjir (Jum’at, 24/07/2020-Red).
Akibat banjir ini, tampak Pihak Aparat Kepolisian sibuk dan sigap untuk mengatur lalu lintas yang macat total daengan antrian yang cukup panjang. Sampai berita ini ditayangkan, belum terkonfirmasi berapa kerugian akibat banjir ini dan menurut data sementara tidak ada korban jiwa.
Masih jelas diingatan Masyarakat Labura, Musibah Banjir Hatapang diakhir Tahun 2019 yang menelan banyak korban termasuk korban jiwa. Kini musibah banjir kembali melanda Salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara itu. Menurut salah seorang Warga Bandar Durian bahwa ini adalah banjir terparah dalam kurun 5 Tahun terakhir ini. Mungkinkah karena akibat Perambahan Hutan dan Illegal Logging terutama di Hulu Sungai ? (Wahid/Red)