LIPUTAN HUKUM : Kebakaran hebat melanda Israel sekitar 80 ribu warga telah dievakuasi. Sebagian besar kota pelabuhan Haifa di utara Israel terbakar hebat.
Kejadian ini berawal dari kebakaran semak pada Selasa (22/11/2016-Red). Namun karena cuaca kering dan angin kencang, pada Kamis (24/11/2016-Red) api menjalar dan membesar. Hutan-hutan sekitar hangus, rumah-rumah terbakar, dan ratusan ribu warga terpaksa dievakuasi.
Ditanya bagaimana dan berapa lama Haifa akan melawan kebakaran hebat, Wali Kota Yona Yahav menjawab, “Pertanyaan itu harusnya Anda tanyakan kepada Tuhan. Hanya Dia yang sanggup memadamkan api ini.” Demikian seperti dikutip New York Times, Jumat (25/11/2016-Red).
Pemerintah Israel mengatakan, kebakaran menjadi liar dan hebat dipicu juga oleh angin kencang ditambah pula dengan udara yang kering. Namun, mereka menemukan ada indikasi disengaja.
Menteri Pendidikan Israel, yang juga pemimpin kelompok garis keras Jewish Home menuduh bahwa ada sekelompok Arab atau Palestina yang terlibat dalam kebakaran hebat itu.
“Hanya mereka yang tidak memiliki negara yang mampu melakukan pembakaran itu,” tulis Naftali Bennett di Twitter-nya.
Komentarnya itu membuat marah kelompok Fatah yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas. Mereka mengatakan pihak Israel sengaja mengeksploitasi kebakaran untuk menuduh Palestina.
Tak hanya Palestina, negara-negara Arab protes terhadap tuduhan Israel bahwa pelaku adalah Palestina. Mereka mengklaim bahwa tanah mereka turut terbakar.
Para pemimpin Arab itu mengutuk tuduhan tak adil terhadap keturunan Arab warga Israel.
Ahmad Tibi, mantan anggota DPR di Parlemen Israel menulis di Twitter, “Saya telepon Wali Kota Yona Yahav, rumah-rumah kami terbuka untuk evakuasi. Sedih dan menyakitkan. Mari bergandeng tangan untuk membinasakan api dan mari kita padamkan hasutan yang mengandung api.”
Menurut wartawan BBC, Yolande Knell di Beit Meir, timbulnya puluhan titik kebakaran selama empat hari semakin memanaskan ketegangan antara orang Yahudi Israel dan anggota minoritas negara Arab, serta warga Palestina.
Beberapa media Israel memanas-manasi kejadian tersebut dengan memberikan spekulasi tentang kemungkinan adanya ‘intifadah kebakaran’ atau perlawanan setelah kasus-kasus penikaman, tembakan, dan serangan tabrakan mobil selama tahun lalu.
Ayman Odeh, seorang anggota parlemen orang Arab-Israel dari Haifa yang berpenduduk campuran Arab dan Yahudi, mengatakan para pelaku pembakaran adalah “musuh kita semua.”
Sementara itu menurut situs berbahasa Ibrani Walla!, tagar (Tanda pagar (tagar) “Israel Kebakaran” kini sedang populer di media sosial Twitter khususnya di dunia Arab-Red) itu sedang heboh terutama di Mesir. Banyak netizen mengatakan kebakaran itu adalah azab dari Allah karena undang-undang larangan azan di masjid yang belum lama ini dibahas pemerintah Israel di Yerusalem.
“Allah akan membakar hati mereka,” ujar ulama asal Kuwait Nabil Ali al-Awad yang punya 8,6 juta pengikut di Twitter, seperti dilansir Arutz Sheva, Jumat (25/11/2016-Red).
“Dia akan membakar rumah mereka, uang dan kuburan mereka karena apa sudah mereka lakukan kepada kaum beriman,” lanjut Awad. (LH/Red)