JAKARTA-LH: Presiden Jokowi mengundang para ulama dan tokoh pemuka agama dari tiga ormas islam terbesar yakni PBNU, MUI dan Muhammadiyah ke Istana Merdeka, Jakarta pada hari ini Senin (01/11/2016-Red). Acara dimulai pada pukul 10.30 WIB di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Pusat Ma’ruf Amin tiba di Istana Merdeka, Jakarta, sekitar pukul 10.15 WIB, Selasa (01/11/2016-Red). Ma’ruf datang mengenakan sarung dipadu dengan jas hitam. Ma’ruf menuturkan pertemuan Presiden dengan MUI, NU dan Muhammadiyah ini kemungkinan membahas isu santer seputar demo 4 November dan hangatnya situasi Pilgub DKI.
Tak lama kemudian Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj juga tiba di Istana Merdeka. Ia didampingi Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini. Setiap rombongan dari MUI, Muhammadiyah, dan PBNU akan diterima Presiden Jokowi sebanyak 10 orang. Presiden Joko Widodo mengaku mencari nasihat dari pertemuan ini.
“Nasihat yang penuh kesejukan sedang dinanti-nanti saat ini,” ujar Presiden Joko Widodo saat membuka pertemuan di Istana Kepresidenan tersebut, Selasa, 1 November 2016.
Presiden Joko Widodo melanjutkan, ia tak hanya ingin nasihat yang sejuk, namun juga mampu menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Apalagi, Organisasi Kerjasama (Negara) Islam sudah menganggap Indonesia sebagai negara yang berhasil menjaga kerukunan antara umat beragama atau antar pemuka agama.
“Berani mengambil sikap. Nilai-nilai Islam dan Keindonesiaan bukan untuk dipertentangkan,” ujar Presiden Joko Widodo menegaskan.
Menurut Jokowi, ulama merupakan penerus nabi bertugas menjaga dan memberikan tuntunan ke setiap umat. “Kita percaya para ulama merupakan penerus nabi dan tugasnya membawa kabar yang baik, menjaga umat, memberikan peringatan, memberikan tuntunan pada umat dan kita semuanya,” kata Jokowi.
Jokowi mengatakan nasihat menyejukkan dibutuhkan setiap umat. Nasihat tersebut, kata dia, diperlukan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. “Upaya kita bersama-sama tetap menjaga NKRI kita, tetap berdiri kokoh, maju,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi menceritakan pengalamannya bertemu dengan sejumlah kepala negara tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) memuji kehidupan beragama di Indonesia. Dia mencontohkan, Indonesia dipuji karena tiap ulama dapat menjaga kerukunan satu sama lain.
“Kami berharap bahwa ulama juga berani mengambil sikap tegas bahwa antara Islam dan ke-Indonesiaan bukan harus dipertentangkan, tetapi marilah kita bersama-sama kita jaga, kita pelihara, kita perjuangkan keIndonesiaan kita,” ujarnya.
Presiden Jokowi didampingi Menko Polhukam Wiranto dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Agenda pertemuan dengan MUI, PBNU, dan Muhammadiyah siang ini tidak ada di agenda resmi dari Biro Pers Media dan Informasi Istana Kepresidenan. Artinya, pertemuan akan bersifat tertutup untuk liputan media.
Pada Senin siang kemarin, Jokowi juga berkunjung ke kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan melakukan pertemuan tertutup selama sekitar dua jam.
Salah satu yang dibahas adalah soal unjuk rasa 4 November. Lalu, pada sore harinya, Jokowi mengumpulkan pemimpin redaksi media massa di Istana.
Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi mengakui demo 4 November menjadi salah satu agenda yang dibahas.
Jokowi mengatakan, unjuk rasa adalah hak demokratis warga, tetapi bukan hak memaksakan kehendak dan bukan hak untuk merusak.
Menurut Jokowi, pemerintah akan menjamin hak menyampaikan pendapat setiap warga negara. Namun, pemerintah juga akan mengutamakan ketertiban umum.
“Aparat keamanan sudah saya minta bersiaga dan melakukan tugas secara profesional jika ada tindakan anarkistis oleh siapa pun,” kata Jokowi.
Jokowi juga mengaku sangat mendukung terhadap proses hukum yang sedang berlangsung terhadap Ahok yang terkait perkataannya beberapa waktu lalu. Namun demikian Jokowi tidak akan mengintervensi upaya hukum yang sedang berlangsung. (RZ/Red)