“Bagaimana Seseorang Menjadi Panutan Masyarakat tetapi Dia Menyalahgunakan Narkoba?” Tanya Buwas
“Kita Pendalaman Setelah Pilkada. Jangan Sampai Ada Anggapan BNN Ada Kepentingan Dari Salah Satu Calon Atau Pihak. Makanya Kita Pantau,” Terang Buwas Saat Jumpa Pers Di Markas BNN
JAKARTA-LH: Berawal dari Laporan dan Informasi (LI) Masyarakat sekitar 3 bulan yang lalu, akhirnya pada hari Minggu (13/03/2016-Red) sekitar Pukul 18.20 WIB Tim Badan Narkotika Nasional (BNN) yang dipimpin oleh Kombes Pol Suyanto bersama BNNP Sumsel yang dipimpin oleh Kabid Pemberantasan AKBP Minal Alharki melakukan penggrebekan ke kediaman (rumah pribadi) Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofriadi di Jalan Musyawarah RT 26/05, Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Gandus, Palembang, Sumatera Selatan.
Saat penggrebekan, di dalam kediaman tersebut terdapat 18 orang antara lain sang bupati Ahmad Wazir Nofriadi, Mawardi Yahya (Mantan Bupati Kab. OI/orang tua Ahmad Wazir Nofriadi), Ilyas Panji Alam (Wakil Bupati Kab. OI), Aprizal Hasyim (Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten OI), dan beberapa lainnya baik dari petugas keamanan maupun masyarakat sipil yang sedang bertugas menjaga rumah, yang akhirnya kesemua orang tersebut dibawa ke BNNP Sumsel.
Pada saat Penggrebekan sekaligus penangkapan ini sempat alot dan terjadi perlawanan dan atau penghadangan dari Pihak Tuan Rumah bahkan sempat diwarnai aksi beberapa kali tembakan peringatan.Hal itu dilakukan lantaran beberapa orang yang berada di rumah Sang Bupati mencoba melarikan diri saat dilakukan pengegrebekan. Penggerebekan dan penangkapan itu juga disaksikan langsung oleh Ketua RT 26 Sugeng Haryono
Secara kronologis, sekitar 3 bulan yang lalu ada Laporan Informasi dari Masyarakat kepada BNN Pusat tentang dugaan bahwa Sang Bupati menggunakan obat haram itu. Petugas langsung melakukan penyelidikan terkait laporan itu. Tiga bulan melakukan penyelidikan mulai dari bulan Januari lalu, akhirnya petugas melakukan pengintaian terhadap Noviadi hingga akhirnya terjadi penggrebekan (Minggu, 13/03/2016-Red).
Saat itu, tim BNN dan tim BNNP Sumsel tidak dapat masuk, karena pagar terkunci. Upaya negosiasi dengan pihak pengamanan dari Sat Pol PP bersama dua pengacara Ahmad Wazir Nofriadi yakni Febuarrahman SH dan Gabby Gumayra SH dilakukan petugas.
Namun, hingga pukul 21.30 WIB, negosiasi tersebut tidak membuahkan hasil. Akhirnya dengan terpaksa, petugas mendobrak pintu pagar tersebut.
Setelah bisa menembus pagar tersebut, halangan kembali terjadi. Hal itu dikarenakan lantaran saat akan masuk ke dalam rumah tersebut, mantan bupati OI sekaligus Orang Tua Ahmad Wazir Noviadi, Mawardi Yahya bersama beberapa orang penjaga sempat menghalangi petugas. Cekcok mulut dan keributan kecil juga terjadi sebelum akhirnya mereka pasrah.
Setelah masuk ke dalam rumah, beberapa orang yang ada pun mencoba untuk melarikan diri, hingga petugas melepaskan beberapa kali tembakan peringatan ke udara agar mereka menyerahkan diri.
Dengan sigap, petugas langsung melakukan penggeledahan kediaman Ahmad Wazir Noviadi. Namun belakangan diketahui, petugas tak menemukan barang bukti, sehingga petugas pun melakukan tes urine di tempat.
Saat penangkapan di dalam kediaman tersebut terdapat 18 orang antara lain sang bupati Ahmad Wazir Nofriadi, Mawardi Yahya (Mantan Bupati Kab. OI/orang tua Ahmad Wazir Nofriadi), Ilyas Panji Alam (Wakil Bupati Kab. OI), Aprizal Hasyim (Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten OI), dan beberapa lainnya baik dari petugas keamanan maupun masyarakat sipil yang sedang bertugas menjaga rumah, yang akhirnya kesemua orang tersebut dibawa ke BNNP Sumsel.
Kepala BNN Sumsel, Brigjen Pol Iswandi Hari membenarkan jika pihaknya sempat beberapa kali meletuskan tembakan. “Iya, itu dinamika penangkapan dari petugas,” kata Iswandi.
Bupati Ogan Ilir (OI) Ahmad Wazir Nofiadi diciduk BNN karena mengonsumsi narkoba. Usianya masih 27 tahun. Hartanya berlimpah. Namun dia pemakai obat-obatan terlarang. Bagaimana nasib rakyat di daerah yang dipimpinnya?
Nofi maju sebagai calon bupati bersama Ilyaas Panji. Pasangan Nofiadi-Panji mengalahkan pasangan selebriti Helmy Yahya-Mushendi Fazareki yang diusung NasDem dan Partai Demokrat. Helmy-Mushendi sempat menggugat ke Mahkamah Konstitusi, namun gugatannya tak dikabulkan.
Nofiadi-Panji kemudian dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Ogan Ilir 2016-2021 pada 17 Februari lalu. Tak sampai satu bulan menjabat, Nofi ditangkap BNN karena memakai narkoba di rumah pribadinya. Dia dalam kondisi teler berat, bahkan sampai sehari setelah penangkapan.
Aksi BNN menciduk Nofi bukan tanpa sebab. Mereka sudah mengincar Nofi sejak sebelum pilkada, atau tiga bulan lalu. Tak mau buru-buru, pihak BNN terus mengumpulkan bukti. BNN juga menghindari konflik politik, bila menciduk Nofi menjelang pilkada.
“Kita Pendalaman Setelah Pilkada. Jangan Sampai Ada Anggapan BNN Ada Kepentingan Dari Salah Satu Calon Atau Pihak. Makanya Kita Pantau,” Terang Buwas Saat Jumpa Pers Di Markas BNN, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin (14/3/2016).
Buwas mengatakan, Nofi bukanlah korban. Dia adalah sosok pemimpin daerah yang seharusnya memberi contoh pada rakyatnya. Bila dijadikan korban, maka bisa jadi preseden buruk bagi daerah lain. Tak heran, Buwas berencana menerapkan pasal penjara bagi Nofi cs, ancamannya 4-12 tahun.
Yang terkena imbas paling signifikan tentu saja rakyat. Dipimpin seorang pemakai narkoba, warga Ogan Ilir berpotensi dirugikan. Kebijakan macam apa yang bisa diambil dalam kondisi teler narkoba?
“Bagaimana seseorang menjadi panutan masyarakat tetapi dia menyalahgunakan narkoba?” tanya Buwas.
Ogan Ilir adalah kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ilir. Jaraknya terletak 35 km dari kota Palembang. Pada 2013, jumlah penduduk Kabupaten Ogan Ilir mencapai 450.933 jiwa atau 117.783 kepala keluarga dengan pertumbuhan penduduk mencapai 2 persen dengan luas wilayah 2.382,48 km persegi.
Jumlah kecamatan dalam Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 16 kecamatan terdapat 227 desa dan 14 kelurahan.
Nofi adalah putra keempat mantan Bupati Ogan Ilir dua periode, Mawardi Yahya. Nofi melanjutkan estafet kepemimpinan ayahnya di Kabupaten Ogan Ilir setelah menang di Pilbup Ogan Ilir 2015. Sebagai politisi muda, Nofi memiliki kekayaan berlimpah. Dalam laporan harta kekayaannya, dia tercatat memiliki harta lebih dari Rp 20 miliar, tepatnya Rp 20.319.445.000.
Tanah miliknya tersebar di Kota Palembang. Luas tanah yang dimilikinya di Palembang terhitung tak luas. Tercatat Nofiadi memiliki 7 petak tanah dengan luas 14 m2, 28 m2, 45 m2, 38 m2, 32 m2, 15 m2, dan 6 m2. Nilai total 7 petak tanah itu sekitar Rp 4,9 miliar.
Dia juga memiliki tanah seluas 762 meter persegi dan bangunan 150 meter persegi di Sleman, Yogyakarta, dengan nilai Rp 2 miliar. Nilai harta terbesarnya ada di harta bergerak, khususnya di mobil. Nofiadi tercatat memiliki 10 mobil Mercy dengan nilai total Rp 9 miliar, Jeep Wrangler Rp 600 juta, Range Rover Rp 1,248 miliar, dan Honda CR-V Rp 300 juta. Harta lainnya dalam bentuk logam mulia senilai Rp 700 juta dan giro senilai Rp 1,55 miliar. Nofiadi belum memiliki istri.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi para pemimpin lainnya seluruh lapisan masyarakat di Negeri ini bahwa narkoba merupakan musuh bersama elemen bangsa. Narkoba lebih berbahaya dari Penjajahan Kolonial . (Raza/Red)