JAKARTA-LH: Kasus pencatutan nama Presiden Jokowi, Wapres Jusuf Kalla dan Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan, yang diduga dilakukan Ketua DPR Setya Novanto untuk meminta saham Freeport kini tengah ditangani oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR. MKD menyelidiki pelanggaran kode etik yang diduga dilakukan oleh Setya Novanto.
Pengakuan mengejutkan pun datang dari Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Junimart Girsang. Politikus PDIP itu mengakui pernah ada pihak yang memintanya membantu Setya Novanto dalam kasus tersebut.
“Kalau menawarkan itu maksudnya tolong dibantu. Enggak ada bicara uang. Kan enggak ada perencanaan pertemuan, saya sambil jalan kok ketemu,” kata Junimart di Kompleks Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (26/11/2015-Red).
Dia mengakui pernah ada anggota DPR yang mendekatinya dan memintanya untuk membantu mengamankan kasus Setnov. Hal itu terjadi saat dirinya beberapa waktu lalu berjalan menuju ruang rapat Komisi III.
“Bang tolong dibantulah teman kita itu sedang disidang di MKD. Kasihan kan enggak bersalah juga, atau jangan dihukum berat lah. Nanti tenang bang kalau sudah selesai kita ngopi-ngopi lah,” kata Junimart menirukan perkataan politisi yang merayunya.
“Saya bilang nanti sajalah dalam persidangan,” jawab Junimart kepada politikus yang merayunya.
Dia mengaku sudah sering mendapat lobi-lobi semacam itu semenjak berprofesi sebagai pengacara silam. Modusnya ialah meminta tertuduh dibantu dengan iming-iming tawaran uang.
Dia mengaku harus patuh pada etika karena KPK turut mengawasi kinerja DPR. Sedangkan tawaran ngopi-ngopi bersama politikus yang lain memang sering dia lakukan.
“Ini DPR ngopi-ngopi kita biasa. Tak ada masalah sepanjang kita tidak terpengaruh. Makanya saya bilang dari kemarin-kemarin kawalah kami di MKD,” pungkasnya.
Namun demikian, dia membantah soal ada yang menawarinya uang Rp 20 miliar untuk mengamankan kasus Setnov. Menurutnya justru wartawan yang menanyainya apa benar ada tawaran sebesar itu.
“Yang nanya saya pertama, teman-teman pers, saya mau ke toilet tuh. ‘Bang betul gak ada abang ditawari uang 20 M,” kata Junimart menirukan pertanyaan seorang wartawan yang bertanya kepadanya. (MDK/Dan/Dhw/Red)