TONGGAK SEJARAH ADANYA PERINTAH QURBAN BAGI UMAT ISLAM PADA IDUL ADHA
Salah satu Hari Besar Umat Islam adalah Hari Raya Idul Adha. Idul Adha dikenal juga dengan sebutan Hari Raya Haji karena bersamaan dengan dimana Kaum Muslimin yang sedang menunaikan Rukun Islam yang Ke-5 yaitu menunaikan Ibadah Haji bagi yang sudah mampu. Salah satu Rukun Haji adalah Melakukan Wukuf Di Padang Arafah. Mereka semua memakai pakaian serba putih yang disebut pakaian ihram.
Pakaian ini melambangkan persamaan Akidah dan Pandangan Hidup, mempunyai tatanan nilai yaitu nilai persamaan dalam segala segi bidang kehidupan. Tidak dapat dibedakan antara mereka, semuanya merasa sederajat. Sama-sama mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Perkasa, sambil bersama-sama membaca Kalimat Talbiyah. “ Labbaykallahumma labbayk, labbayka la syarika laka labbayk. Innal hamda wan ni‘mata laka wal mulk. La syarika lak. Artinya, “ Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu ”.
Disamping dinamakan Hari Raya Haji, Idul Adha juga lazim disebut sebagai Idul Qurban atau Hari Raya Qurban. Mengapa ? Karena pada hari itulah, Allah memberi kesempatan kepada kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Bagi umat muslim yang belum mampu mengerjakan perjalanan haji, maka ia diberi kesempatan untuk berkurban, yaitu dengan menyembelih Hewan Qurban sebagai Simbol Ketakwaan dan Kecintaan Kepada Allah SWT.
Perayaan Idul Adha, yang disambut sukacita oleh Umat Islam, ternyata menyimpan kisah yang menyedihkan sekaligus menginspirasi Semua Umat Islam atas Arti dan Pentingnya Nilai Sebuah Pengorbanan sebagai Wujud Ketaqwaan kepada Allah SWT. Idul Adha adalah hari untuk memperingati ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim.
Perayaan hari raya Idul Adha tidak lepas dari pemotongan hewan kurban. Syariat yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim AS yang bersejarah tersebut merupakan tonggak sejarah adanya Perintah Qurban.
Asal mula Qurban berawal dari lahirnya Nabi Ismail AS. Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remajanya, Ayahnya Nabi Ibrahim AS mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail Puteranya. Dan mimpi Seorang Nabi adalah salah satu dari cara-cara turunnya Wahyu Allah, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim.
Mimpi Nabi Ibrahim yang merupakan Wahyu dari Allah itu tentu membuatnya gundah gulana. Namun, saking cinta dan taatnya kepada Allah, Nabi Ibrahim dengan lapang dada mau menyembelih anaknya.
Suatu hari, Nabi Ibrahim mendatangi Ismail untuk meyampaikan perintah Allah bahwa dirinya harus menyembelih putranya. Sungguh tak disangka, Ismail justru mengamini perintah dalam mimpi ayahnya tersebut.
Dirinya tidak merasa takut atau marah kepada ayah kandungnya. Hal tersebut dikarenakan mimpi itu merupakan Wahyu dari Allah SWT. Mendengar jawaban dari anaknya, Nabi Ibrahim pun terkejut. Ia tak menyangka anak kesayangannya itu begitu ikhlas untuk menerima Perintah Allah SWT.
Namun, tak mudah bagi Nabi Ibrahim menjalankan perintah tersebut. Pasalnya, Setan terus menggoda dirinya agar membatalkan Perintah itu. Tapi, usaha Setan gagal.
Begitu pula disisi lain yang terjadi, ketika Setan menggoda Ismail, mereka juga mengalami kegagalan. Tidak ingin menyerah, Setan kemudian menggoda isteri Nabi Ibrahim akan tetapi usaha tersebut pun tetap tak berhasil.
Singkat Cerita, Tibalah waktu penyembelihan. Pada hari H, yakni tanggal 10 Zulhijah, Nabi Ibrahim dan putranya pergi ke tanah lapang untuk menjalankan perintah Allah tersebut.
Nabi Ibrahim menyiapkan pedang yang sudah diasah dengan sangat tajam agar Ismail tak merasa kesakitan ketika disembelih. Ismail meminta Sang Ayah menutup mata agar tidak merasa iba ataupun ragu melaksanakan Perintah dari Allah tersebut.
Namun, ketika Nabi Ibrahim mulai menyembelih anaknya, pedang tersebut selalu terpental. Ismail kemudian berkata bahwa dirinya ingin tali pengikat yang ada di tangan dan kakinya dilepas. Hal itu dilakukan agar Malaikat dapat menyaksikan bahwa Ibrahim taat kepada Allah SWT.
Nah, apa yang terjadi kemudian ? Ternyata Allah menukar Ismail dengan Seekor Domba. Inilah yang menkadi Tonggak Sejarah adanya Perintah Qurban yang dilaksanakan oleh Umat Islam sampai saat ini.
Ada satu Riwayat yang menyebutkan bahwa Malaikat Jibril-lah yang membawa Domba serta menukarnya dengan Nabi Ismail pada saat itu. Diriwayatkan bahwa semesta alam beserta isinya mengucapkan Takbir demi Meng-Agungkan Kebesaran Allah SWT atas kesabaran yang dimiliki oleh Nabi Ismail dan ayahnya Nabi Ibrahim dalam menjalankan Perintah Allah yang cukup berat tersebut. Sejak saat itulah, Tanggal 10 Zulhijah diperingati sebagai Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban.
Akhirul Kalam, Kami Segenap Pimpinan, Wartawan/Reporter, Crew/StaF LIPUTAN HUKUM (liputanhukum.com) Mengucapkan SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1445 H (2024 M) Mohon Maaf Lahir & Bathin.
(Redaksi)