LABUHANBATU-LH: Karena tidak tersdianya Mobil Ambulans maka Jenazah Almarhum Mega terpaksa diusung menggunakan Tandu Sarung setelah menghembuskan nafas terakhirnya di Puskemas Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhanbatu. Warga Lingkungan I Kelurahan Sei Berombang, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Propinsi Sumatera Utara itu meninggal dunia setelah sebelumnya dirawat di Puskesmas ini. Menurut informasi yang didapatkan dari Salah Tokoh Masyarakat Sei Berombang Budi Saragih, bahwa Mega dibawa ke Puskesmas Ibukota Kecamatan itu karena mendadak sakit. “ Menurut informasi dari Pihak Keluarga, Almarhum Bu Mega ini mendadak sakit dan langsung dibawa ke Puskesmas Ibukota Kecamatan itu. Setelah dirawat kurang lebih 3-4 Jam akhirnya meninggal dunia “ pungkas Budi ketika dihubungi melalui Telepon Selularnya (Sabtu, 14/03/2020-Red).
Peristiwa yang sangat memprihatinkan ini terjadi Jum’at Pukul 15.00 WIB (13/03/2020-Red). Pihak Keluarga Alamarhum bersama Sanak Saudara serta Tetangga dan Warga di sekitarnya terpaksa mengusung menggunakan Tandu Sarung setelah Mega menghembuskan nafas terakhirnya di Puskemas Sei Berombang. Padahal Jarak dari Puskesmas ke Rumah Alamarhum 2 KM lebih.
Atas kejadian ini, Berbagai Pihak banyak yang merasa kecewa sekaligus mempertanyakan Mengapa Puskesmas Terbesar Di Daerah Pesisir Kabupaten Labuhanbatu ini tidak Professional dalam menjalankan tugasnya. “ Masak Puskesmas terbesar didaerah pantai ini dan berada di Ibukota Kecamatan tidak Stanby Mobil Ambulansnya. Apapaun alasan Pihak Puskesmas, jelas-jelas ini tidak professional dan mengecewakan kami Masyarakat disini. Alasan rusaklah, alasan dibawa mengantar orang sakitlah, semua itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menutupi ketidakprofesionalan ini “ tambah Budi Saragih.
“ Diera ini, Fasilitas Kesehatan Publik kerap mendapat sorotan serius. Keterbukaan Pemerintah Pusat terkait pengelolaan Anggaran keuangan semakin membaik. Konon, masih ada ditemukan di Wilayah Administratif Kelurahan Jenazah diusung menggunakan Tandu Sarung “ pungkas Tokoh Masyarakat Lainnya yang enggan disebut namanya (14/03/2020-Red).
Atas peristiwa ini, tampak Viral di Medsos khususnya di Akun yang berasal dari sekitara Kabupaten Labuhanbatu bahkan Sumatera Utara yang mengkritisi Pemda Labuhanbatu atas kejadian ini. Para Nitizen membuat Coment yang miring atas ketidakprofesionalan ASN dalam peristiwa yang mengenaskan ini. Rahman Fitri Hasibuan (40 Tahun), Pegiat Jurnalis Labuhanbatu menyesalkan kabar Jenazah diusung menggunakan Tandu Sarung. “ Buruk sekali kabar itu. Apakah tidak ada Ambulans di Puskesmas Kota Sei Berombang “ cetus Rahman (Sabtu, 14/03/2020-Red).
“ Diera seperti ini, masih terlihat menggunakan Tandu Sarung, luar biasa buruknya. Saya gak habis pikir, Saya miris mendengar kabar itu. Setahu saya Mobil Ambulans di Puskesmas Sei Berombang ada Dua Unit. Kok tidak digunakan saja, ada apa dengan ASN Puskesmas disana “ timbal Rahman bernada kesal.
Ketika hal ini dikonfirmasi Wartawan LH kepada Kepala Puskesmas Sei Berombang Afrizal, S.Km melalui WhatsApp-nya, yang bersangkutan menjawab “ Maaf Adinda, Ambulans kita Cuma Dua, Satu kebetulan dibawa merujuk pasien ke Ranto. Ambulan kita sebenarnya dua adinda, yang lama rusak dan sudah kita usulkan perbaikan ke Kabupaten, sekarang sudah dalam perbaikan oleh Pihak Kabupaten, dan pasien yang dirujuk semalam pasien keguguran adinda. Semalam Pasien Keguguran Adinda “ demikian disampaikan Kepala Puskesmas seiring menambahkan diakhir tulisan stiker bertanda maaf (Sabtu, 14/03/2020-Red).
Kisah Miris Klien Puskesmas Kota Sei Berombang yang mana Jenazah ditandu menggunakan Kain Sarung ini secara langsung menampar nama baik Institusi berlogo tulisan Bakti Husada itu. Kisah ini akan menjadi Catatan Hitam bagi Sejarah Puskesmas Sei Berombang. “ Bak Zaman Siti Nurbaya Aja “. Warga pun berharap mobil Ambulans di Puskesmas Kota Sei Berombang patut mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu. (Edy Syahputra Ritonga/Red)