539 views

WABAH DEMAM BERDARAH (DBD) MENGANCAM WARGA JAKARTA DAN SEKITARNYA

JAKARTA-LH: Penyakit Demam Berdarah (DBD) mewabah di DKI Jakarta dan sekitarnya. Tak ayal, dalam kurun bulan ini saja korban DBD sudah mencapai 876 jiwa. Data ini disampaikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ketika mengunjungi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu. “Kita mengetahui bahwa demam berdarah sekarang sedang mewabah. Sampai hari ini jumlahnya mencapai 876 kasus, di RS Pasar Minggu ini salah satu yang terbanyak ada 49 pasien sedang dirawat,” pungkas Anies di RS Pasar Minggu (03/02/2019-Red).

Gubernur Anies dalam kesempatan itu meminta kepada warga untuk mewaspadai lingkungan sekitarnya. “Kita ingin sama-sama mari kita periksa lingkungan di sekitar kita,” tambahnya. Anies juga meminta agar warga memastikan tidak ada air menggenang, pastikan tidak ada jentik-jentik yang tumbuh. Masyarakat diharap agar kooperatif terhadap kinerja petugas Jumantik yang akan menjalankan tugasnya untuk mengantisipasi DBD. “Izinkan juga petugas jumantik untuk menjalankan tugasnya memeriksa semua wilayah termasuk dalam rumah kita. Jangan sampai rumah kita ditutup dari pemeriksaan nanti efeknya kasus ini,” papar Anies.

Gubernur DKI itu menutup keterangannya dengan himbauan bahwa untuk menghadapi wabah ini perlu gerakan bersama dari semua pihak. “Ini harus dilakukan sebagai sebuah gerakan bersama. Dan saya percaya warga Jakarta peduli terhadap lingkungannya, warga Jakarta melindungi sesama dan itu dilakukan dengan cara mari kita lihat rumah kita dan lingkungan masing-masing,” tutup Anies.

Sebagaimana diketahui bahwa Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan umumnya menyerang pada usia anak-anak kurang dari 15 tahun namun dapat juga terjadi pada orang dewasa. Indonesia sebagai Negara yang beriklim Tropis merupakan suatu tempay yang disenangi oleh nyamuk ini dan dapat berkembang biak secara cepat. Wilayah Indonesia yang beriklim tropis menjadi tempat yang disenangi nyamuk untuk berkembang biak.

Menurut data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik mengenai situasi DBD di Indonesia, jumlah kasus DBD mengalami fluktuasi (pasang surut). Pada 2014, jumlah kasus DBD di 34 provinsi mencapai 100.347. Setahun kemudian tepatnya 2015, angka itu meningkat menjadi 126.675 kasus pada 2015. Bahkan pada 2016, jumlah kasus DBD kembali melonjak menjadi 204.171 kasus. Tetapi pada 2017 jumlah itu menurun signifikan menjadi 68.407 kasus.

Secara nasional, dalam 10 tahun terakhir, angka kesakitan juga mengalami fluktuasi. Dari 2008 hingga 2010 cenderung tinggi rata-rata di angka 60 per 100 ribu penduduk, lalu mengalami penurunan drastis pada 2011 sebanyak 27,67 per 100 ribu penduduk. Setelah itu, kecenderungan tren meningkat sampai 2016 menjadi 78,85 per 100 ribu penduduk dan kembali turun pada 2017 menjadi 26,12 per 100 ribu penduduk.

Untuk mengantisipasi dan mengatasi wabah penyakit DBD ini, masyarakat diminta untuk menjalankan program 3M yaitu Menguras, Menutup, dan Mengubur tempat nyamuk bertelur. (Tombang M./Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.