LIPUTAN HUKUM: Serangan truk yang menabrak kerumunan orang yang sedang merayakan Bastille Day di Nice, Prancis, Kamis (14/07/2016-Red) malam waktu setempat, telah mengejutkan dunia.
Puluhan korban tewas. Sejauh ini peryataan resmi dari pemerintah Prancis, 84 orang tewas.
“84 korban tewas dalam serangan truk di kerumunan suka cita Bastille Day. 18 Orang lainnya kini dalam kondisi kritis,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, seperti dilansir dari AFP, Jumat (15/07/2016-Red).
Presiden Prancis, Francois Hollande dalam keterangan persnya usai tragedi, juga tak kuasa menahan duka.
“Di antara korban yang tewas, termasuk…beberapa anak,” tuturnya.
Truk yang menyerang kerumunan ini dilaporkan melaju dalam kecepatan tinggi, menghantam dan menabrak semua yang ada di depannya.
Sopir kian membabi-buta usai polisi memberondong dia dan truknya dengan tembakan.
“Saya melihat orang-orang jatuh terhantam dari udara. Seorang wanita ada di dekat saya, dia kehilangan anaknya yang terkapar di tanah, berdarah,” kata seorang saksi mata, Jacques seperti dilansir dari Mirror.
Jacques adalah salah seorang saksi mata, yang mengelola restoran di pinggir pantai di lokasi tersebut.
Para tokoh dan pemimpin dunia, Jumat (15/07/2016-Red), bersatu dalam mengecam serangan truk tersebut.
Kebanyakan tokoh menyatakan keterkejutan mereka atas serangan teror oleh pria keturunan imigran Tunisia dengan truk besar atau lori sebagai medianya.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam apa yang disebutnya sebagai ‘serangan teroris yang mengerikan’, seperti dilaporkan Agence France-Presse.
“Kami menyatakan solidaritas dan kemitraan dengan Perancis, sekutu tertua kami, saat mereka menyikapi dan bangkit lagi dari serangan ini,” kata Obama dalam sebuah pernyataan.
“Pada Bastille Day (Hari Nasional) ini, kita mengingat kembali ketahanan yang luar biasa dan nilai-nilai demokrasi yang telah membuat Perancis menjadi inspirasi bagi seluruh dunia,” katanya.
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, yang telah berada di Paris sejak pagi untuk mengikuti parade Hari Nasional, mengatakan, AS akan terus berdiri tegak bersama rakyat Perancis.
Kerry mengatakan, terkait tragedi terbaru ini AS akan terus memberikan dukungan apa pun yang dibutuhkan Perancis.
Kanselir Jerman, Angela Merkel menegaskan, negaranya akan berdiri bersama Perancis dalam memerangi terorisme.
Merkel mengatakan, sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata apa yang dirasakan oleh sekutunya, Perancis. “Jerman akan berdiri di sisi Perancis dalam memerangi terorisme,” katanya.
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menulis di Twitter, “Warga Kanada sangat terguncang oleh serangan di Nice. Duka cita kami atas para korban dan solidaritas kami untuk rakyat Perancis”.
Seorang juru bidara Perdana Menteri Inggris, Theresa May, menyebut serangan di Nice itu ‘kejadian yang mengerikan’ dan menambahkan, “Kami terguncang dan prihatin”.
Boris Johnson, sebagai menteri luar negeri baru Inggris, yang berpatisipasi dalam peringatan Bastille Day di Kedutaan Perancis di London dalam cuitannya di Twitter mengatakan, “”Kaget dan sedih karena peristiwa yang mengerikan di Nice, dan hilangnya kehidupan secara tragis.”
Wali kota New York, AS, Bill de Blasio berkicau di Twitter bahwa dia merasa “muak atas berulangnya serangan tidak masuk akal itu”.
Presiden Dewa Eropa Donald Tusk menyebut serangan itu “hari yang menyedihkan bagi Perancis dan Eropa”.
Tusk mengatakan, insiden itu “tragis” karena “subyek serangan adalah rakyat yang sedang merayakan kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan.”
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim, yang negaranya sendiri baru saja menderita akibat bom bunuh diri mematikan di Bandara Istanbul dua pekan lalu, mengecam “serangan teroris pengecut yang telah membuat Nice berlumuran darah pada hari perayaan nasional”.
Perdana Menteri China Li Keqiang menyampaikan rasa “belasungkawa” untuk para korban dan mengatakan China menentang segala bentuk terorisme.
Dewan Keamanan PBB menyebut serangan itu “barbar dan pengecut” serta mengecamnya. Pemimpin Amerika Latin juga mengutuk pembantaian di Nice.
Penjabat Presiden Brasil, Michel Temer, menyatakan: “Hari ini, lebih dari sebelumnya, kita semua adalah warga Perancis.”
Presiden Ekuador, Rafael Correa, menambahkan bahwa ia turut berduka kepada rakyat Perancis akibat ‘tragedi yang disebabkan oleh kegilaan’. (Tim/Red)