BENGKULU-LH: Masjid yang berada di pesisir Bengkulu ini dianggap sebagai masjid tertua yaitu Masjid Al-Ikhlas di Desa Padang Betuah, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu merupakan tempat ibadah umat Islam tertua di Provinsi Bengkulu. Masjid tersebut dibangun pada tahun 1800 oleh H Mansyur, asal Sumatera Barat. Maka pemerintah setempat menjadikannya sebagai cagar budaya.
Dahulunya, menurut Sukri, keturunan pendiri Masjid Al-Ikhlas yakni H Mansyur, masjid awalnya digunakan sebagai pusat penyebaran agama Islam dan tempat berkumpulnya masyarakat dalam mengusir penjajah.
“Masjid ini selain tempat ibadah, juga sebagai tempat basis perlawanan masyarakat melawan penjajah yang juga dipimpin oleh H Mansyur. Awalnya masjid beratap alang-alang. Namun secara keseluruhan saat ini masjid tidak ada pemugaran yang mengubah bentuk masjid,” kata Sukri.
Sejak beridiri tahun 1800, beberapa kali Bengkulu dihantam gempa bumi hebat, namun sedikit pun tak ada kerusakan yang dialami masjid. “Masjid ini tak pernah rusak dihantam gempa sejak dahulu, karena bangunannya unik,” tambah Sukri.
Menurut Sukri, tiang-tiang penyangga masjid yang terbuat dari kayu disusun tidak terputus namun saling menyambung. Penggunaan paku tidak dominan, namun lebih menggunakan pasak kayu.
Selanjutnya, dinding masjid terbuat dari semen, namun bagian dalam dinding itu tidak diisi dengan batu bata, melainkan bambu (bidai).
“Bambu itu dibelah dan dipecah-pecah. Nah, itulah yang dijadikan sebagai pengganti batu bata. Lalu batang bambu itu setelah disusun baru ditutup dengan semen. Ini rahasia mengapa masjid selalu kokoh tak rusak karena gempa,” tutur Sukri.
Saat ini masjid tertua di Bengkulu ini tidak lagi digunakan untuk shalat masyarakat desa karena ukurannya yang kecil sekitar 6 x 6 meter. Masyarakat membuat masjid yang lebih besar. Namun masjid tua tersebut hanya digunakan anak-anak untuk belajar mengaji. (M.Saliban/Red)