853 views

OKNUM KEPSEK SALAH SATU SMP NEGERI DI KOTA BEKASI MASUK HOTEL BERSAMA WANITA YANG DIDUGA SELINGKUHANNYA

“ Besok Aja Nemuin Saya ke Sekolah. Gak Enak Disini Ada Keluarga Saya, “ Demikian Permintaan JA Kepada Para Wartawan (23/05/2016-Red).

BEKASI-LH: Seorang guru seharusnya dapat menjadi panutan yang baik bagi anak didiknya termasuk buat masyarakat pada umumnya. Apatahlagi figur seorang Kepala Sekolah, disamping harus menjadi panutan bagi para anak didik dia juga harus menjadi teladan bagi guru lainnya yang secara manjemen menjadi bawahannya. Kalau sampai terjadi penyalahgunaan wewenang maka Sang Kepsek seyogyanya harus ditindak tegas dan bila perlu dikenakan sanksi administratif berupa non job atau pemecatan. Bahkan bila ditemukan unsur Pidananya yang bersangkutan juga harus dijebloskan ke penjara.

Sekolah adalah rumah kedua setelah keluarga yang diharapkan mampu membentuk calon-calon generasi penerus bangsa yang cerdas, bermoral baik, dan berakhlak mulia. Namun sangat disayangkan apa yang dilakukan oleh salah seorang Oknum Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Bekasi berinisial JA bertolak belakang dengan semua harapan moralis tersebut.

JA tertangkap tangan oleh beberapa wartawan keluar dari salah satu hotel transit dibilangan Jalan Cut Mutia Bekasi Timur Kota Bekasi pada hari Senin (23/05/2016-Red). Naifnya lagi dimobil yang dikenderai JA duduk seorang wanita paro baya yang diduga sebagai teman selingkuhannya. Hal ini dilihat dari gerak-gerik kedua insan ini. Mereka masuk hotel berdua, keluar hotel berdua, dan ketika di dalam mobil pun sangat mesra layaknya “Romie dan Juliet”.

Setelah dilakukan cek & ricek ternyata Pasangan Illegal Sang Kepsek juga adalah diduga kuat seorang tenaga pengajar (guru) disekolah lama yang sama berinisial Y dan masih mempunyai suami yang syah. Perlu dijelaskan menurut data dan informasi yang didapatkan dari beberapa sumber yang enggan disebut namanya bahwa awalnya JA dan pasangannya sama-sama bekerja di sekolah yang sama. Namun pada saat peristiwa ini terjadi mereka sudah bekerja disekolahan yang berbeda.

Ketika kejadian ini hendak dikonfirmasi para wartawan dikediaman JA (Perum Pondok Ungu Permai Bekasi Utara-Red) yang bersangkutan meminta kepada wartawan agar menemuinya di sekolah esok harinya. “ Besok aja nemuin saya ke Sekolah. Gak enak disini ada keluarga saya, “ demikian permintaan JA kepada para wartawan (23/05/2016-Red).

Keesokan harinya (Selasa, 24/05/2016-Red) sesuai permohonan JA, para wartawan mendatangi ke sekolah. Namun sangat disayangkan oknum Satpam menghalangi tugas jurnalistik yang akan dilakukan oleh para wartawan. “ Maaf mau urusan apa ? Pak Kepala Sekolah tidak ada di tempat. Beliau lagi dinas luar “ demikian alasan sang Satpam sembari menyuruh para wartawan untuk keluar dari areal sekolah tempat JA bekerja sebagai Kepala Sekolah.

Untuk memenuhi unsur pemberitaan yang obyektif dan berimbang maka pada hari Rabu Siang (25/05/2016-Red) salah seorang wartawan yang turut dalam peliputan peristiwa ini mencoba menghubungi Phonsel JA. Dalam percakapan lewat Phonsel tersebut JA meminta para wartawan agar datang ke kantor sekolah saat itu juga kalau mau melakukan wawancara.

Setibanya di Sekolah, JA sudah menunggu dan langsung menyambut para wartawan yang akan melakukan konfirmasi dan atau klarifikasi terkait perjalanan JA bersama bersama teman wanitanya pada hari Senin 23 Mei 2016. Pada saat acara wawancara itu tiba-tiba JA merayu dan menawarkan sejumlah uang kepada para wartawan agar jangan sampai mengekspose berita dugaan perselingkuhan yang dilakukannya.

Dengan sikap upaya penyogokan terhadap para wartawan ini berarti dapat diasumsikan kalau JA mengakui peristiwa amoral tersebut dan dia takut terpublikasi. Kalau tidak, kenapa harus takut ? (YZTH/Tim/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.