546 views

DIDUGA HABIS SELINGKUH PULANG DIHADIAHI TAMPARAN

“ Anda Gak Perlu Mencari Saya Biar Saya Yang Mencari Anda. Anda Dimana Sekarang ? “ Demikian Nada Bahasa Dari H Dengan Emosional (Jumat, 30/09/2016-Red)

BOGOR-LH: “Bu Bunga” bukan nama yang sebenarnya mendapat hadiah istimewa dari “Sang Suami” begitu hendak masuk ke Gang kecil (Gg. Seni-Red) tempat kediamannya di Jl. Warung Awi, Ciapus-Bogor. Ada dua orang saksi yang melihat kejadian ini. “ Saya melihat ditampar pipinya dan diplintir tangannya kemudian Si Ibu lari ke bawah ke rumahnya” kata seorang saksi yang melihat kejadian itu yang enggan disebut namanya.

Nasib BB ini berkebalikan dengan judul sinetron tahun 1990-an “Sengsara Membawa Nikmat” yang dilakoni aktor Gusti Randa. Sementara judul buat BB menjadi “Nikmat Membawa Sengsara”.

Mengapa tidak, setelah selesai “ketemuan” dengan PIL(Pria Idaman Lain)-nya disebuah hotel di daerah Ciawi-Bogor pada hari Rabu 28 September 2016 (Chekout Pukul 20.38-Red), BB diturunkan dari Mobil Toyota Fortuner berwarna putih di lampu merah putaran dekat Bundaran Botani Mall, Baranangsiang-Bogor, kemudian naik angkot 02 seterusnya nyambung angkot lagi hingga sampai di Gg. Seni-Ciapus Pukul 21.20 WIB. Begitu masuk Gg. Seni terjadilah insiden penamparan itu.

Sementara itu, ditempat yang terpisah, mobil Fortuner Putih yang dikemudikan langsung oleh yang diduga Pria Idaman Lain BB meluncur pulang ke kediamannya di kawasan perumahan elite Harmony2-BRN-Bogor dan tiba di rumah sekitar Pukul 21.30 WIB. Pria tersebut terakhir diketehui berinisial H yang bekerja sebagai konsultan dan memiliki istri berinisial V yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Kota Bogor. 

Ketika hal ini hendak dikonfirmasi kepada H melalui Phonselnya, yang bersangkutan langsung marah dan mengancam. “ Anda gak perlu mencari saya biar saya yang mencari anda. Anda dimana sekarang ? “ demikian nada bahasa dari H dengan emosional (Jumat, 30/09/2016-Red).

Fenomena seperti ini sangat banyak terjadi dan semakin marak akhir-akhir ini ditengah masyarakat Indonesia. Seolah-olah perselingkuhan dan perzinahan merupakan hak azasi personal. Mereka lupa bahwa ada hak azasi orang lain yang mereka rampas dan mereka perkosa. Mereka lupa bahwa Indonesia adalah Negara Hukum (Rechstaat). Mereka lupa bahwa Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila dimana pada Sila Pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. 

Mengingat kisah ini cukup unik, menarik dan faktual maka Liputan Hukum akan terus menelisik dan menginvenstigasinya melalui Rubrik Moralitas serta akan terus mempublikasikannya baik melalui liputanhukum.com (Media Elektronik) maupun melalui Majalah Liputan Hukum (Media cetak). (Edison S/Tim/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.