395 views

AROGANSI OKNUM PEJABAT OJK TERHADAP WARTAWAN KETIKA AKAN MENGKONFIRMASI DUGAAN PERSELINGKUHANNYA

“Sungguh Sangat Disayangkan Sikap Arogansi Pejabat Seperti Ini “ Kata Sekjend DPP Asosiasi Pers Republik Indonesia (ASPRI) Eri Safrizal Spontan Yang Kebetulan Juga Menyaksikan Kejadian Itu (01/08/2016-Red)

JAKARTA-LH: Lagi-lagi arogansi pejabat terhadap wartawan terulang. Hal ini terjadi di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Gedung Soemitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta tepatnya di lapangan dekat parkiran.

Sekitar pukul 14.00 WIB rombongan wartawan dari tiga media cetak dan elektronik(online) mendatangi kantor OJK dan meminta waktu bertemu dengan pejabat berinisial RTS (salah satu Kepala Divisi OJK-Red) melalui resepsionis di lantai dasar. Setelah petugas resepsionis melakukan komunikasi ke ruangan pejabat yang dimaksud muncul jawaban yang berubah-ubah. Pertama, kata petugas resepsionis bahwa pejabat yang bersangkutan tidak ada di tempat. Kedua, pejabat yang bersangkutan sedang tugas keluar kota. Terakhir, petugas resepsionis tersebut meminta agar wartawan yang mau bertemu pejabat yang bersangkutan membuat surat permohonan. “Silahkan buat Surat Permohonan dulu dan sebutkan apa kepentingannya nanti kami sampaikan ke sekretaris beliau Pak“ demikian jawaban sang petugas resepsionis kepada para wartawan. Ketika ditanya siapa namanya Sang Petugas dengan tegas menolak memberikan nama karena itu melanggar SOP. “ Sesuai SOP kami tidak boleh memberikan nama dan identitas kami kepada tamu” demikian ungkapnya.

Karena gagal bertemu secara procedural dan formal, para wartawan menunggu Sang Pejabat di lapangan dekat parkiran. Sekitar Pukul 16.00 RTS muncul dan ketika salah satu dari wartawan mendatangi untuk meminta waktunya yang terjadi malah Sang pejabat marah-marah sambil memoto para wartawan sambil berteriak memanggil security. “Sunggug Sangat Disayangkan Sikap Arogansi Pejabat Seperti Ini “ Kata Sekjend DPP Asosiasi Pers Republik Indonesia (ASPRI) Eri Safrizal Spontan Yang Kebetulan Juga Menyaksikan Kejadian Itu (01/08/2016-Red).

Dengan emosi yang sangat tinggi RTS menemui para wartawan. “Ada apa, mau apa nyari-nyari saya “ kata RTS dengan emosional terlihat dari tangannya yang sangat gemetaran. “ Saya sudah tau kalian ini komplotan “ tambahnya lagi yang kemudian diralat sendiri oleh RTS kata-kata komplotan.

Ditengah-tengah situasi yang kurang kondusif wartawan didesak dan dipaksa untuk melakukan konfirmasi. “Silahkan sekarang tanya apa, mau apa ?” kata RTS dikawal Security dengan tetap emosional.

Akhirnya, para wartawan mengkonfirmasi tentang hubungan RTS dengan seorang wanita berinisial TS (PNS dan masih menjadi istri syah dari seorang PNS di kemenag berinisial M-Red) yang dilihat para wartawan pada saat bersamaan dan bermesraan pada hari Kamis (28/07/2016-Red). “ Saya tidak punya hubungan apa-apa dengan beliau. Sudah Bapak tanya sudah saya jawab. Sudah cukup ya. Sudah selesai ya.” Demikian jawaban RTS kepada para wartawan sambil terus memoto, merekam, dan meminta identitas para wartawan (01/08/2016-Red).

Ditempat terpisah, ternyata rekan-rekan wartawan lain telah pernah mengkonfirmasi RTS pada kasus yang sama dan wanita yang sama. ” Kami juga pernah menangkap RTS dan TS sekitar awal tahun 2016. Orang itu memang arogan.” Kata salah seorang wartawan mingguan yang enggan dicantumkan namanya (01/08/2016-Red). (Rz/Tim/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.