577 views

SINABUNG MELETUS LAGI 7 ORANG MENINGGAL DUNIA

“Perkembangan Terakhir Yang Diberikan Kapolres Karo AKBP Pangasian Sitio, Jumlah Korban 9 Orang, Dengan Rincian 7 Meninggal Dunia, 2 Luka-Luka,” Kata Kabid Humas Polda Sumut AKBP Rina Sari Ginting, Minggu (22/05/2016-Red)

KABANJAHE-LH: Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara kembali meletus pada hari Minggu pagi sekitar Pukul 05.50 (22/05/2016-Red). Gunung merapi aktif yang terletak di ketinggian 2.452 m ini kembali membawa korban nyawa dan harta benda. Tercatat sampai berita ini ditayangkan sudah 7 orang meninggal dunia dan 4 orang luka-luka serta miliaran kerugian harta benda. Belum lagi kerugian physicis yang begitu mendalam bagi warga sekitar sinabung.

Informasi yang didapatkan dari Pihak Polres Tanah Karo adalah bahwa korban meninggal 7 orang dan 2 orang kritis. “Perkembangan terakhir yang diberikan Kapolres Karo AKBP Pangasian Sitio, jumlah korban 9 orang, dengan rincian 7 meninggal dunia, 2 luka-luka,” kata Kabid Humas Polda Sumut AKBP Rina Sari Ginting, Minggu (22/05/2016-Red).

Ketujuh korban meninggal adalah 6 pria masing-masing Karman Meliala (60), Irwansyah Sembiring, Leo Perangin-angin (25), Mulip Ginting (45) Ersada Ginting (55), dan Ibrahim Sembiring (51), serta seorang perempuan Nanin Br Sitepu (50). Ersada Ginting meninggal setelah beberapa saat dirawat di RSUP H Adam Malik. Sementara Ibrahim mengembuskan napas terakhir, Minggu (22/5) pagi.

Sementara dua korban luka masih mendapatkan perawatan intensif di RSUP H Adam Malik Medan. Keduanya yaitu Cahaya Sembiring (57) dan Cahaya Br Tarigan (45). Mereka masih dirawat di ruang ICU.

Sebelumnya Cahaya Sembiring dan Cahaya br Tarigan, bersama Ersada Ginting dan Ibrahim Sembiring, dirawat di RS Efarina Etaham, Berastagi, kemudian dirujuk ke Medan untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. “Korban dirujuk karena kondisinya mengalami luma bakar di atas 60 persen,” kata Sekda Kabupaten Karo Sabrina Tarigan.

Seluruh korban merupakan penduduk Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empar Karo. Mereka ditengarai tengah bertani di ladangnya saat awan panas guguran Gunung Sinabung tiba di desa yang masuk dalam zona merah itu, Sabtu (21/05/2016-Red) sekitar Pukul 17.00 WIB.

Sebagian masyarakat tetap memilih berladang di desa itu meskipun mereka telah diungsikan dan jalan masuk ke sana telah dipagari portal. Berdasarkan keterangan warga Desa Gamber, terdapat sekitar 25 KK yang nekat masuk kembali ke desa itu untuk bertani.

“Para korban sebelumnya telah mendapat kompensasi berupa uang jaminan hidup, sewa rumah dan sewa lahan pertanian dari pemerintah agar tidak tinggal di desa Gamber atau Relokasi Mandiri, namun masyarakat membandel dan tetap melaksanakan aktivitas di desanya,” jelas Rina.

Polres Karo, TNI bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo terus mengimbau seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar zona merah atau zona larangan untuk tidak melakukan aktivitas di sana. Warga pun tidak boleh masuk ke kawasan berbahaya itu.

Ditempat terpisah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei menginstruksikan kepada Bupati Karo, Sumatera Utara, agar mengambil langkah cepat untuk mengosongkan zona merah dari semburan awan panas Gunung Sinabung, yaitu di Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.

“Patroli, penjagaan, dan sosialisasi agar ditingkatkan. Aparat agar lebih tegas melarang masyarakat menerobos zona merah,” kata Willem dalam keterangan tertulisnya (Minggu, 22/05/2016-Red).Willem menambahkan, ancaman Gunung Sinabung tidak hanya letusan disertai awan panas. Namun ada potensi banjir lahar dingin akibat letusan tersebut.

Aktivitas vulkanis di Gunung Sinabung masih dalam kategori tinggi. Willem menyebutkan potensi letusan susulan masih akan terjadi, termasuk letusan disertai semburan awan panas dari sisi timur, tenggara, dan selatan Gunung Sinabung. (Rizal/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.