372 views

KETUA BPK DIMINTA MUNDUR OLEH RUHUT SITOMPUL KARENA TERLIBAT SKANDAL PANAMA PAPERS

”  Skandal Panama Papers Merupakan Tax Havens Sering Disebut Juga “Tax Heaven” Atau Surga Pajak.Tax Havens Sebenarnya Lebih Tepat Diterjemahkan Suaka Pajak, Karena Merupakan Perlindungan Dari Pengenaan Pajak  “

JAKARTA-LH: Bukan Ruhut Sitompul namanya alias Si Poltak ( Nama dalam Sinetron yang pernah dibintanginya-Red) kalau tidak sering membuat sensasi. Hampir di semua ajang pemberitaan petinggi Negeri ini Sosok orang ini cukup terkenal karena sering membuat sensasi dan jok-jok yang menyegarkan sekaligus menegangkan. Salah satunya adalah di acara Indonesia Lawer Club (ILC) TV-ONE yang dipandu oleh Bang Karni sebagai Presiden ILC. Suatu acara yang ditonton ratusan juta mata dari seluruh pelosok tanah air bahkan dunia. Hampir setiap acara ILC Sosok Bang Ruhut Sitompul selalu menjadi pembicara yang antagonis namun mencairkan situasi ketegangan.

Kali ini, Ruhut Sitompul meminta agar Ketua BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) Harry Azhar Aziz mundur dari jabatannya. Alasan Ruhut adalah karena nama Ketua BPK ini masuk dalam daftar Skandal Panama Papers. “Kau lebih baik mundur saja lah. Malu. Jangan kau bikin karena kelakuan kamu bikin kodok Jokowi ketawa,” kata Ruhut (Rabu, 20/04/2016-Red).

Menurut Ruhut, hal itu malah menyerang balik BPK. “Ketua BPK menghadapi Ahok ibarat memercik air di dulang terpercik muka sendiri. Apa dia tak punya cermin,” kata Politikus Partai Demokrat itu.

Sembari Ruhut pun mempertanyakan alasan ‘Panama Papers’ belum tentu bersalah. Pertama, bila uang halal mengapa harus disimpan diluar negeri. “Sudah gitu enggak lapor harta kekayaan dari 2010,” kata Anggota Komisi III DPR itu. Kemudian kata Ruhut, selama di DPR , Harry Azhar menggunakan semua bisnsinya di dalam dan luar negeri menggunakan alamat kantor DPR .

Ditempat terpisah, hal senada juga disampaikan oleh Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mendesak para pejabat yang terlibat skadal ‘Panama Papers’ untuk mundur dari jabatannya. “Nama-nama yang disebut dalam Panama Papars sangat memalukan. Bagi pejabat yang disebut-sebut seperti Ketua BPK Harry Azhar Azis dalam skandal Panama Papers sebaiknya mundur saja,” ujar Uchok.

Uchok mengingatkan BPK merupakan lembaga auditor negara seharusnya dipimpin oleh pejabat yang bersih. Dengan begitu, hasil auditnya pun bisa dipercaya masyarakat. “Bagaimana rakyat mau percaya lagi dengan audit dari lembaga itu sementara ketuanya saja terlibat skandal,” kata Uchok.

Skandal Panama Papers merupakan tax havens sering disebut juga “tax heaven” atau surga pajak.Tax havens sebenarnya lebih tepat diterjemahkan suaka pajak, karena merupakan perlindungan dari pengenaan pajak.

Istilah surga selain menjadi penanda “sesuatu yang nikmat dan menyenangkan”, ternyata juga dekat dengan istilah yang dipakai Prancis yaitu paradis fiscaux, atau di Spanyol disebut paradisos fiscales, di Italia bernama rifugio fiscale, dan Jerman menyebutnyaStuerhafens.

Secara umum tax havens didefinisikan sebagai suatu negara atau wilayah yang mengenakan pajak rendah atau sama sekali tidak mengenakan pajak dan menyediakan tempat yang aman bagi simpanan untuk menarik modal masuk.

OECD memberi tiga ciri tax havens yaitu menerapkan tarif pajak rendah atau bebas pajak, lack of transparency dan lack of effective exchange of information.

Dengan demikian tidak semua yurisdiksi dengan tarif pajak rendah merupakan tax havens karena mau bekerja sama dalam pertukaran informasi.

Dalam perpajakan internasional, kerap digunakan tiga istilah yang bisa dipertukarkan satu sama lain yaitu: Preferential Tax Regime’s(PTRs), Offshore Financial Centers (OFCs), dan tax havens.

Tax havens lahir sebagai konsekuensi meningkatnya tarif pajak. Istilah ini pertama kali muncul di majalah The Times 17 Mei 1894, ketika banyak wajib pajak di Inggris memindahkan kekayaannya untuk menghindari pajak. (Raza/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.