644 views

Kembangkan Wisata Danau Toba, BPODT Kemenpar Tandatangani Kerjasama Dengan 7 Investor Senilai 6,1 Triliun

SUMUT-LH: Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Kementerian Pariwisata RI bersama tujuh perusahaan ( Investor) tandatangani perjanjian kerja sama investasi untuk pengembangan destinasi pariwisata Danau Toba senilai 400 juta dolar AS atau setara dengan Rp 6,1 triliun, demikian disebutkan Dirut BPODT Arie Prasetyo melalui Asdep pengembangan destinasi regional I Wilayah Barat Lokot Ahmad Enda Siregar melalui selulernya (Jum’at, 12/10/2018-Red).

Penandatanganan kerja sama investasi dilakukan Direktur Utama BPODT Kemenpar Arie Prasetyo bersama pimpinan tujuh investor dengan disaksikan Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, yang juga Ketua Dewan Pengarah BPODT Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Kementerian Pariwisata melalui siaran pers yang diterima di Jakarta (Jum’at,12/10/2018-Red) menyebut penandatanganan tersebut diselenggarakan bersamaan dengan digelarnya IMF-Word Bank Group Annual Meeting dalam Forum Pembangunan Berkelanjutan Tri Hita Karana Ke-2 di Nusa Dua Bali (Kamis, 11/10/2018-Red) yang mencakup untuk pengembangan lahan seluas 77,5 hektare.

Seperti yang dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Bulan Juli 2018, bahwa 10 destinasi utama pariwisata dan 4 destinasi wisata super prioritas utama,salah satunya Danau Toba super prioritas pertama dari empat destinasi program utama tersebut yang menjadi fokus pengembangan. Selain itu Pemerintah juga menargetkan Danau Toba sebagai kawasan ekowisata andalan Indonesia. Oleh karena itu Pemerintah berharap kunjungan wisatawan domestik juga mancanegara akan terus meningkat.

Sebagai pengelola kawasan, BPODT memastikan para investor melakukan pengembangan dengan pendekatan ekowisata (eco-tourism) yakni pengembangan wisata dengan menjaga kelestarian lingkungan, pengembangan yang melibatkan pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat di sekitar Danau Toba, serta pengembangan dengan menjaga kearifan lokal dan tradisi warisan budaya setempat.

Arie Prasetyo menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik para investor yang berkomitmen tinggi untuk mengembangkan Danau Toba sebagai kawasan ekowisata, “ Kerja sama yang terjalin ini tidak hanya mengenai solusi investasi saja, Kami bersama-sama dengan para investor akan memastikan bahwa proses pengembangan berjalan sesuai dengan pendekatan eco-tourism yang menjaga keharmonisan alam, manusia dan aspek spiritual,” ujarnya.

Lebih lanjut Arie menjelaskan, sejak dimulainya kerja sama itu, para investor akan mulai melakukan pengembangan dengan membangun fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata, seperti hotel dan resor berstandar internasional, arena meeting, incentive, convention and exhibition (MICE), agro-forestry, pertanian organik, wisata desa, pendidikan tentang pariwisata dan pemberdayaan sosial-ekonomi yang memungkinkan masyarakat di wilayah pariwisata Danau Toba dan sekitarnya menjadi sejahtera.

Dijelaskan juga oleh Dirut BPODT beberapa terobosan telah dilakukan untuk meningkatkan kepariwisataan Indonesia agar dikenal di dunia internasional, salah satunya mengupayakan agar Geopark Kaldera Toba mendapat pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark,dan sesuai program yang telah ditargetkan bahwa industri pariwisata pada tahun 2019 akan menjadi penyumbang devisa terbesar yaitu 20 milyar dolar AS dan menjadi pariwisata terbaik di kawasan regional Asean ujarnya melalui Asdep Lokot.

Adapun penandatanganan Lake Toba Tourism Authority (Badan Pelaksana Otorita Danau Toba) dengan :

Bahtiar Karim dari Musim Mas Group PT.Gaia Toba Mas. Erwin Hutabarat dari Wilmar Group PT.Gamaland Toba Properti.
Surya Darmadi dari Darmex Agro Group PT.Asset Pacific.
Berlinton Siahaan dari PT Agung Concern.
David Makes dari PT Alas Rimbawaan Lestari.
Wiraseno dari Jambu luwuk PT Arch House.
Suhendro Santosa dari Crystal Luxury Resort PT.Plaza Crystal International.
(Rijhondhy A Siregar/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.