634 views

Demi Kepentingan Kapitalisme Di Kota Batam Wong Cilik Dikorbankan

BATAM-LH: Kapitalisme semakin merajai di negeri ini. Hampr semua lini telah mereka kuasai tanpa pernah perduli dengan nasib Pihak Lain. Wong Cilik selalu menjadi korban pertama yang mereka gilas. Demikian halnya apa yang terjadi di Kota Batam.

Beberapa bangunan mewah bernilai miliaran rupiah produk para konglomerat kaum kapitalis telah menggusur para Wong Cilik. Bahkan para kelompok kapitalis ini tidak segan-segan menggarap wilayah larangan seperti bahu jalan dan tempat-tempat lain yang merupakan fasilitas umum yang disiapkan dan dikelola Negara. Sejumlah bangunan permanen berdiri diatas Row Jalan. Sejumlah kawasan pembangunan pertokoan dan hotel berdiri ditempat yang dilarang.

Beberapa titik itu terlihat di sekitar Batam Centre, Sei Panas, Penuin dan Nagoya, hingga Seraya.

Di titik-titik tersebut dengan mudah ditemukan bangunan yang melanggar. Baik di atas parit, di row jalan, hingga di buffer zone. Ruko di Batam Centre yang diduga terdiri dari Row Jalan.

Menurut pemantauan Liputan Hukum dugaan telah terjadi kesewenag-wenangan dari Pihak Kapitalis ini antara lain terjadi di beberapa titik seperti Aladin Batam Centre, Hotel di Penuin, pertokoan Raflesia Sei Panas, Edukit Sei Panas, bangunan di belakang Formosa Nagoya.

“BP Batam harus meninjau kembali izin-izin pertokoan dan hotel tersebut,” ujar salah seorang tokoh masyarakat yang enggan disebut namanya.

Warga Batam lainnya juga menyayangkan hal tersebut. Selama ini pemerintah kota Batam juga masih tebang pilih.

“Pedagang kaki lima berani digusur, kalau yang besar-besar begini tidak berani,” ujar Heri, seorang warga Batam.

Selama ini yang menjadi korban dari pemerintah selalu pedagang-pedagang kecil.

Sejumlah lokasi pedagang kecil yang berada di row jalan dan buffer zone rata digusur.

“Walikota harus tegas juga terhadap pihak yang membangun secara permanen di row dan buffer zone,” ujar warga tersebut.

Walikota Batam Rudi saat ini tengah gencar melakukan penggusuran, terutama para pedagang-pedagang di tepi jalan.

Para pedagang tersebut yang sudah berjualan bertahun-tahun itu kini tak tentu arah.

Sejauh ini Pemko Batam tak menyediakan lahan yang layak untuk para pedagang yang telah digusur.

Negeri ini memang kelihatannya sudah mulai kehilangan nilai-nilai luhur yang ada pada Pancasila. Kapitalisme sudah terjadi dimana-mana. Korban utama dan yang paling pertama adalah masyarakat lemah seperti pedagang kaki lima, pedagang asongan, dan masyarakat kecil lainnya. (Anto/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.